Amerika Berpotensi Jadi Investor Terbesar RI

Sejak 2004 sampai tahun 2012, nilai investasi langsung Amerika serikat di Indonesia mencapai US$ 65 miliar.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Okt 2013, 12:16 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2013, 12:16 WIB
investors130726b.jpg
Lembaga Penelitian Kebijakan Publik Paramadina (Ernst & Young Indonesia, Paramadina Public Policy Institute) dan Universitas Gajah Mada menemukan nilai yang terlalu rendah tentang cakupan dan skala investasi Amerika Serikat di Indonesia.

Kajian yang bertajuk Mitra dalam kesejahteraan, menyebutkan sejak 2004 sampai tahun 2012 investasi langsung Amerika serikat di Indonesia sebesar US$ 65 miliar.

Angka ini jauh lebih besar dari yang dinyatakan dalam data resmi, sehingga Amerika Seikat berpotensi menjadi investor terbesar di Indonesia selama jangka waktu tersebut.

Atas kajian tersebut ketua Kamar Dagang Industri Indonesia ( Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengatakan, dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis Indonesia membutuhkan investasi asing langsung secara berkelanjutan.

"Kami sangat senang melihat investasi asing langsung Amerika Serikat bahkan lebih besar dari apa yang sebelumnya," kata Suryo, di Jakarta, Kamis (3/10/2013).

Kajian tersebut juga merinci manfaat yang luar biasa atas investasi Amerika Serikat bagi perekonomian Indonesia, menurut hasil penelitian yang baru diluncurkan hari ini, perusahaan Amerika Serikat telah mempekerjakan 183 ribu warga Indonesia dengan upah yang baik.

Selain itu juga mendukung langsung maupun tidak langsung lebih dari 1,7 juta lapangan kerja di Indonesia, sejak tahun 2007 hingga 2012, sementara anggaran pelatihan karyawan rata-rata dikeluarkan perusahaan Amerika Serikat meningkat sebesar 150%.

Managing Director Paramadina Public Policy Institute Wijanyanto mengatakan, kajian tersebut menunjukkan perusahaan Amerika Serikat merupakan investor yang berkomitmen.

"Kajian tersebut juga mengisyaratkan peringatan tentang kebutuhan yang mendesak bagi Indonesia untuk memberikan kejelasan serta perkiraan hukum dan peraturan yang lebih baik untuk tetap menarik investasi," tutup dia. (Pew/Nur)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya