Wamendag Sindir Kampanye Hitam CPO di Depan Pengusaha Eropa

Secara berulang kali, Wamendag dihadapan pengusaha Eropa menegaskan produk kayu dan CPO dari Indonesia sangat ramah lingkungan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 22 Okt 2013, 14:15 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2013, 14:15 WIB
wamendag-bayu-khrisnamurti-131022b.jpg
Forum dialog bisnis antara Uni Eropa dan Indonesia sepertinya menjadi ajang yang tepat bagi Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Khrisnamurti untuk membuka pandangan para pengusaha asal Benua Biru tersebut. Di depan para pebisnis tersebut, Wamendag memberikan perlawanan dari kampanye hitam produk minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang sering muncul di negara ini.

Secara berulang kali, Wamendag dihadapan pengusaha Eropa menegaskan produk kayu dan minyak kelapa sawit (CPO) dari Indonesia sangat ramah lingkungan.

"Kami sedang susun CEPA, di mana salah satu poin utamanya adalah minyak kelapa sawit dan kayu. Bahwa produk-produk ini legal, ramah lingkungan karena telah mempunyai sertifikat. Jadi tidak ada produk kami yang ilegal," tegas dia saat ditemui di acara 4th UE-Indonesia Business Dialogue di Jakarta, Selasa (22/10/2013).

Sebagai informasi, pemerintah dan seluruh pengusaha kelapa sawit serta turunannya mengaku terus berjuang melawan kampanye hitam (black campaign) yang dilakukan negara-negara Eropa terhadap Indonesia, terkait produk CPO dan kayu.

Kampanye hitam tersebut diakui telah berdampak cukup signifikan bagi perdagangan nasional. Indonesia selama ini diakui merupakan negara besar untuk mengekpor CPO dan kayu. "CPO adalah produk yang ramah lingkungan dan kita telah mempunyai sertifikat suistanable CPO," tambah dia.

Bayu mengatakan, pemerintah terus menjalankan proses negosiasi dengan pihak Eropa. Saat ini, Kementerian Perdagangan tengah dalam tahap penyusunan dokumen penting yang membuktikan bahwa produk CPO nasional ramah lingkungan.

"Awal tahun depan kami akan ketemu lagi untuk level teknikal. Saya berharap dari teman-teman bisnis di Eropa dan Indonesia supaya kerja sama jangan berhenti karena belum ada CEPA saja nilai perdagangan dengan Uni Eropa sudah mencapai US$ 33 miliar dan investasi satu tahunnya sebesar US$ 22,5 miliar," jelasnya.(Fik/Shd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya