Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah sapi potong, sapi perah dan kerbau di Indonesia mencapai 14,24 juta ekor pada Mei 2013. Dari angka ini, mayoritas sapi dan kerbau berjenis kelamin betina alias sapi dan kerbau produktif.
Menurut Kepala BPS Suryamin, berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013, sapi potong kelamin jantan sebanyak 4,19 juta ekor dan jumlah sapi potong betina lebih besar yakni sebanyak 8,5 juta ekor. Dengan begitu, basis sapi potong di tanah air hingga 1 Mei 2013 sebanyak 12,69 juta ekor.
"Jumlah sapi perah mencapai 445,22 ribu jantan sebanyak 74,62 ribu ekor dan populasi sapi perah betina sebanyak 369,6 ribu ekor. Dan populasi kerbau betina sebanyak 755 ribu ekor atau lebih banyak dibanding jenis kelamin jantan 353,75 ribu ekor. Sehingga total populasi kerbau mencapai 1,11 juta ekor," jelas dia di Jakarta, Senin (2/12/2013).
Provinsi dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak, menurut Suryamin adalah Jawa Timur dengan basis menembus 3,84 juta ekor. Sedangkan di DKI jakarta, jumlah populasi binatang ini paling sedikit hanya 5.000 ekor.
"Sapi potong dan sapi perah terbanyak ada di Jawa Timur dengan masing-masing sebesar 3,59 juta dan 222,91 ribu ekor. Populasi kerbau paling banyak ada di Nusa Tenggara Timur dengan jumlah 133,12 ribu ekor," ucapnya.
Provinsi lain yang memiliki populasi sapi potong cukup besar, antara lain Jawa Tengah 1,5 juta ekor, Sulawesi Selatan 980 ribu ekor. Sementara DKI Jakarta cuma mempunyai populasi sapi potong 2,11 ribu ekor.
Data BPS menunjukkan, sapi perah juga berasal dari Jawa Barat dengan jumlah 103,83 ribu ekor, Jawa Tengah 103,79 ribu ekor. Provinsi yang tidak punya sapi perah antara lain, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Papua Barat.
Sedangkan populasi kerbau ada di Aceh sebanyak 111,95 ribu ekor, Jawa Barat 108,30 ribu ekor dan Sulawesi Utara tidak mempunyai populasi kerbau sama sekali.
"Secara umum, populasi sapi dan kerbau terbesar di Jawa 6,53 juta ekor, Sumatera 2,91 juta ekor, Bali dan Nusa Tenggara 2,14 juta ekor. Wilayah Maluku dan Papua masing-masing 286,80 ribu atau 2,01% dari total populasi sapi dan kerbai di tanah air," pungkas Suryamin. (Fik/Ndw)
Menurut Kepala BPS Suryamin, berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013, sapi potong kelamin jantan sebanyak 4,19 juta ekor dan jumlah sapi potong betina lebih besar yakni sebanyak 8,5 juta ekor. Dengan begitu, basis sapi potong di tanah air hingga 1 Mei 2013 sebanyak 12,69 juta ekor.
"Jumlah sapi perah mencapai 445,22 ribu jantan sebanyak 74,62 ribu ekor dan populasi sapi perah betina sebanyak 369,6 ribu ekor. Dan populasi kerbau betina sebanyak 755 ribu ekor atau lebih banyak dibanding jenis kelamin jantan 353,75 ribu ekor. Sehingga total populasi kerbau mencapai 1,11 juta ekor," jelas dia di Jakarta, Senin (2/12/2013).
Provinsi dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak, menurut Suryamin adalah Jawa Timur dengan basis menembus 3,84 juta ekor. Sedangkan di DKI jakarta, jumlah populasi binatang ini paling sedikit hanya 5.000 ekor.
"Sapi potong dan sapi perah terbanyak ada di Jawa Timur dengan masing-masing sebesar 3,59 juta dan 222,91 ribu ekor. Populasi kerbau paling banyak ada di Nusa Tenggara Timur dengan jumlah 133,12 ribu ekor," ucapnya.
Provinsi lain yang memiliki populasi sapi potong cukup besar, antara lain Jawa Tengah 1,5 juta ekor, Sulawesi Selatan 980 ribu ekor. Sementara DKI Jakarta cuma mempunyai populasi sapi potong 2,11 ribu ekor.
Data BPS menunjukkan, sapi perah juga berasal dari Jawa Barat dengan jumlah 103,83 ribu ekor, Jawa Tengah 103,79 ribu ekor. Provinsi yang tidak punya sapi perah antara lain, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Papua Barat.
Sedangkan populasi kerbau ada di Aceh sebanyak 111,95 ribu ekor, Jawa Barat 108,30 ribu ekor dan Sulawesi Utara tidak mempunyai populasi kerbau sama sekali.
"Secara umum, populasi sapi dan kerbau terbesar di Jawa 6,53 juta ekor, Sumatera 2,91 juta ekor, Bali dan Nusa Tenggara 2,14 juta ekor. Wilayah Maluku dan Papua masing-masing 286,80 ribu atau 2,01% dari total populasi sapi dan kerbai di tanah air," pungkas Suryamin. (Fik/Ndw)