Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menegaskan Indonesia belum masuk dalam jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap). Alasannya karena Indonesia memiliki basis kalangan menengah produktif, bukan konsumtif.
"Kita kan belum masuk jebakan itu," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/11/2013) malam. Seperti diketahui, Hatta memperkirakan pendapatan per kapita Indonesia akan mencapai US$ 4.000 per tahun mulai 2013 atau loncat dari periode 2004 yang sebesar US$ 1.100.
Dia mengaku, Indonesia akan masuk dalam jebakan tersebut apabila masyarakat kelas menengah di tanah air memiliki prilaku konsumtif. "Kita bisa masuk kalau kelas menengahnya tidak produktif, tapi konsumtif. Kelas menengah yang produktif bisa menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi," ucapnya.
Selain itu, Hatta menyebut, negara ini bisa saja berada dalam pusaran jebakan pendapatan menengah jika tidak mampu melakukan reformasi. Misalnya reformasi pangan secara terus menerus untuk membangun kemandirian pangan. "Juga membangun infrastruktur. Kalau kita tidak bisa melakukan itu, kita akan masuk middle income trap," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Head of Asia Desk of The OECD Development Centre, Kensuke Tanaka mengatakan, beberapa negara berkembang berpenghasilan menengah menghadapi tantangan sulit untuk mempertahankan pertumbuhan jangka panjang mereka dan bergerak dari middle income trap.
"Jika dilakukan perubahan mendasar dalam struktur ekonomi serta pengembangan sektor jasa modern, China dan Thailand bisa jadi negara berpendapatan tinggi dalam waktu 20 tahun. Tapi Vietnam dan India akan membutuhkan lebih dari 40 tahun untuk dapat mencapai posisi sebagai kelompok negara berpenghasilan tinggi," jelas dia. (Fik/Ndw)