Krisis Ekonomi Buat Hubungan RI dan Jepang Makin Lengket

Bank Indonesia dan Jepang sepakat untuk menambah bilateral swasp agreement dari semula US$ 12 miliar menjadi US$ 22,7 miliar.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 13 Des 2013, 18:59 WIB
Diterbitkan 13 Des 2013, 18:59 WIB
ri-jepang-121106b.jpg
Meski kondisi ekonomi masih tertekan dengan kondisi domestik dan global, hal itu tak mempengaruhi sikap Jepang yang menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi utama. Bahkan hubungan kedua negara makin erat seiring adanya krisis ekonomi global.

"Kami juga mendengar bahwa bagi rakyat dan pemerintah Japang memilih Indonesia menjadi negara investatsi utama dan ranking itu naik, jadi pertama," ungkap Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat ditemui di kompleks BI, Jumat (13/12/2013).

Agus menegaskan, baiknya hubungan antara Indonesia dengan Jepang menjadi sangat menguntungkan bagi kedua negara dalam menghadapi krisis global seperti sekarang ini.

Kondisi itu dibuktikan dengan ditambahnya volume dan ruang lingkup Bilateral Swap Agreement Indonesia dengan Jepang dari US$ 12 miliar menjadi US$ 22,7 miliar.

BI bahkan yakin, lingkup kerjasama Indonesia dan Jepang bisa diperluas bukan hanya terkait dengan solusi menghadapi krisis. "Saya sambut baik dan itu menunjukkan kerjasama dua negara semakin baik," papar Agus.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri mengungkapkan Indonesia telah memperoleh berbagai kesepakatan perjanjian pinjaman dengan tiga negara. Dana tersebut akan digunakan sebagai cadangan modal untuk mengantisipasi krisis.

Indonesia diakui telah memiliki cadangan modal sebesar US$ 5,5 miliar, sehingga total keseluruhan komitmen dana telah mencapai US$ 17,5 miliar.

Selain dengan Jepang, BI juga melansir sudah memperpanjang swap agreement dengan Bank Sentral China sebesar US$ 15 miliar. (Yas/Shd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya