Pemerintah memberikan lampu hijau kepada PT Pertamina (Persero) mengakuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dapat menguntungkan masyarakat. Hal itu karena harga ekonomi gas dapat tercipta.
"Merjer antara Pertagas dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk dengan melihat tujuan pendistribusian gas, harga ekonomi gas untuk masyarakat menjadi bagus. Infrastruktur yang dimiliki perseroan dapat digunakan bersinergi sehingga harga gas efisien," tutur Analis KDB Daewoo Securities, Andrew Argado saat dihubungi Liputan6.com, Senin (13/1/2014).
Andrew menambahkan, kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk tidak akan terlalu berdampak dengan akuisisi Pertamina tersebut. Ia optimistis, PT Perusahaan Gas Negara Tbk masih mencatatkan kinerja baik meski pun ambisi mengejar keuntungan tidak akan sebesar ketika berdiri sendiri.
"Dampak kinerja nanti bukan cari keuntungan semata, tetapi BUMN ini juga harus fokus untuk memberikan layanan baik kepada masyarakat dengan harga gas ekonomis," kata Andrew.
Sebelumnya pemerintah merestui opsi PT Pertamina (Persero) mengakuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Hal itu tertuang dalam risalah rapat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan bersama dewan direksi dan komisaris Pertamina.
Dalam risalah rapat pada 7 Januari 2014, Deputi Kementerian BUMN Dwiyanti Tjahjaningsih, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, dan Komisaris Utama Pertamina Sugiharto termasuk di antara pejabat yang hadir dalam rapat itu.
Selain itu, ada pula Komisaris Pertamina antara lain Bambang Brodjonegoro, Edy Hermantoro, dan Mahmuddin Yasin, serta sejumlah Direktur Pertamina seperti Hari Karyulianto dan Hanung Budya.
Skenario yang diinginkan Pertamina adalah menggabungkan anak perusahaan, PT Pertagas dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk, dan selanjutnya hasil merger menjadi anak perusahaan Pertamina.
PT Perusahaan Gas Negara Indonesia ditopang oleh sejumlah bisnis antara lain bisnis distribusi gas, transmisi gas, sewa fiber optik dan lainnya. Hingga kini, bisnis distribusi gas menjadi kontribusi utama perseroan.
Hingga kuartal ketiga 2013, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar US$ 2,2 miliar dari periode sama tahun sebelumnya US$ 1,83 miliar. Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$ 642 juta hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai US$ 621 juta. (Ahm)
Baca juga:
Pemerintah Restui Pertamina Caplok PGN
Pekerja BUMN Pertanyakan Rencana Pertamina Akuisisi PGN
PGN Bersedia Terapkan Open Access
"Merjer antara Pertagas dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk dengan melihat tujuan pendistribusian gas, harga ekonomi gas untuk masyarakat menjadi bagus. Infrastruktur yang dimiliki perseroan dapat digunakan bersinergi sehingga harga gas efisien," tutur Analis KDB Daewoo Securities, Andrew Argado saat dihubungi Liputan6.com, Senin (13/1/2014).
Andrew menambahkan, kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk tidak akan terlalu berdampak dengan akuisisi Pertamina tersebut. Ia optimistis, PT Perusahaan Gas Negara Tbk masih mencatatkan kinerja baik meski pun ambisi mengejar keuntungan tidak akan sebesar ketika berdiri sendiri.
"Dampak kinerja nanti bukan cari keuntungan semata, tetapi BUMN ini juga harus fokus untuk memberikan layanan baik kepada masyarakat dengan harga gas ekonomis," kata Andrew.
Sebelumnya pemerintah merestui opsi PT Pertamina (Persero) mengakuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Hal itu tertuang dalam risalah rapat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan bersama dewan direksi dan komisaris Pertamina.
Dalam risalah rapat pada 7 Januari 2014, Deputi Kementerian BUMN Dwiyanti Tjahjaningsih, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, dan Komisaris Utama Pertamina Sugiharto termasuk di antara pejabat yang hadir dalam rapat itu.
Selain itu, ada pula Komisaris Pertamina antara lain Bambang Brodjonegoro, Edy Hermantoro, dan Mahmuddin Yasin, serta sejumlah Direktur Pertamina seperti Hari Karyulianto dan Hanung Budya.
Skenario yang diinginkan Pertamina adalah menggabungkan anak perusahaan, PT Pertagas dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk, dan selanjutnya hasil merger menjadi anak perusahaan Pertamina.
PT Perusahaan Gas Negara Indonesia ditopang oleh sejumlah bisnis antara lain bisnis distribusi gas, transmisi gas, sewa fiber optik dan lainnya. Hingga kini, bisnis distribusi gas menjadi kontribusi utama perseroan.
Hingga kuartal ketiga 2013, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar US$ 2,2 miliar dari periode sama tahun sebelumnya US$ 1,83 miliar. Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$ 642 juta hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai US$ 621 juta. (Ahm)
Baca juga:
Pemerintah Restui Pertamina Caplok PGN
Pekerja BUMN Pertanyakan Rencana Pertamina Akuisisi PGN
PGN Bersedia Terapkan Open Access