New Orleans dari Kota Jazz Berubah Jadi Kota Seram Karena Banjir

Sebelum badai Katrina, New Orlenas dikenal sebagai kota kelahiran musik jazz dan kota pelabuhan. Tapi setelah banjir besar jadi kota seram.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 21 Jan 2014, 18:54 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2014, 18:54 WIB
new-orleans-banjir-140121c.jpg

Sebelum badai Katrina, New Orlenas dikenal sebagai kota kelahiran musik jazz dan kota pelabuhan. Tapi setelah banjir besar oleh badai katrina, kota menyenangkan itu berubah jadi kota dengan tingkat kriminalitas yang tinggi.



Badai Katrina adalah bencana alam paling mengerikan yang pernah melanda sebagian wilayah Amerika Serikat (AS). Badai ini membuat New Orleans menjadi salah satu kota paling mencekam. Badai Katrina yang terjadi selama tujuh hari dari 23 - 30 Agustus 2005 menyebabkan banjir setinggi 4 hingga 6,5 meter di kota terbesar Lousiana, New Orleans.

Akibatnya, 300 ribu rumah rusak parah dihantam badai sementara ribuan properti lainnya habis terendam banjir. Selama berminggu-minggu New Orleans gelap gulita karena listrik padam.

Warga yang berada di pengungsian merasakan penderitaan tak terlupakan seumur hidupnya. Tinggal berhari-hari tanpa makanan, air bersih dan obat-obatan. Suasana di New Orleans, Lousiana seketika berubah menjadi sangat mencekam, seperti kota mati.

Malang memang, banjir yang melanda New Orleans, membuat aksi kriminalitas meningkat. Pencuri mobil dan harta penduduk berkeliaran di New Orlans. Sejak saat itu, tanggul yang jebol akibat badai Katrina membuat New Orleans menjadi kota langganan banjir hingga saat ini.

Bagaimana cerita mengerikan yang dialami warga dan pebisnis kota New Orleans saat banjir melanda? Berikut kisahnya seperti dikutip dari The Weather, 911 Review, New York Times dan berbagai sumber lainnya, Selasa (21/1/2014):

3-new-orleans-banjir-140121c.jpg

Badai Katrina landa AS, New Orleans jadi kota paling menderita

Badai Katrina yang terjadi pada 23 - 30 Agustus 2005 merupakan salah satu bencana paling mengerikan yang pernah terjadi sepanjang sejarah Amerika Serikat (AS). Penduduk kota metropolitan New Orleans, Louisiana khususnya, tak akan pernah bisa melupakan tragedi tersebut.

Sekitar 80% luas New Orleans yang terendam banjir melumpuhkan sejumlah infrastruktur, jalur transportasi dan berbagai aktivitas bisnis. Saat itu, curah hujan yang tinggi membuat tanggul-tanggul jebol dan air meluap masuk membanjiri kota.

Ratusan ribu penduduk banjir berhasil diungsikan dari banjir dan ditampung di tempat-tempat pengungsian. Sayangnya tempat tersebut sangat kotor dan kumuh. Makanan serta air seketika berubah menjadi barang langka.

Sebagian masyarakat malah merasa seperti binatang karena harus buang air kecil di lantai begitu saja. Suasana di New Orleans menjadi sangat mencekam, masyarakat ketakutan dan mulai putus asa. Bahkan seorang pria dilaporkan bunuh diri karena tak tahan dengan kenyataan mengerikan yang dihadapinya.

5-new-orleans-banjir-140121c.jpg

1 Juta warga New Orleans kehilangan rumahnya

Badai Katrina masuk ke status kategori 5 dengan tingkat kekencangan angin yang terus meningkat. Setelah lima hari diserang badai, pada 28 Agustus 2005, tanggul jebol dan air bah membanjiri kota metropolitan New Orleans.

Walikota Orleans, Ray Nagin memerintahkan warganya dievakuasi sesegera mungkin melihat ketinggian air yang terus meningkat. Superdome Louisiana disulap menjadi tempat penampungan sementara.

Sekitar 1 juta warga mematuhi perintah walikota untuk mengungsi dan ramai-ramai meninggalkan New Orleans karena rumahnya habis terbenam banjir. Sementara 100 ribu warga lainnya memilih untuk bertahan dan tetap tinggal di rumah masing-masing.

4-new-orleans-banjir-140121c.jpg

New Orleans gelap gulita berminggu-minggu

Di hari berikutnya, 29 Agustus 2005, ketinggian banjir terus meningkat hingga 6,5 meter yang menenggalamkan ribuan rumah di New Orleans. Sebanyak 53 tanggul penyangga air jebol membuat warga semakin ketakutan dan takut untuk kembali ke rumahnya.

Setelah 80% wilayah kota New Orleans tenggelam, warga yang belum sempat mengungsi berusaha bertahan untuk diselamatkan. Listrik padam total, New Orleans gelap gulita selama berminggu-minggu karena kabel dan gardu listrik terendam air.

New Orleans bagaikan kota mati. Tak ada alat komunikasi termasuk telepon seluler yang berfungsi. 10 jalur utama perlintasan kendaraan roda empat ditutup karena sejumlah jembatan ikut hancur dihantam banjir.

2-new-orleans-banjir-140121c.jpg

Dilanda banjir, banyak aksi kriminal terjadi New Orleans

Gubernur Louisiana Kathleen Blanco meminta seluruh warganya termasuk penduduk New Orleans diungsikan dari Superdome ke Astrodome di Houston, Texas. Bukannya saling tolong menolong, banjir yang melanda New Orleans justru dijadikan sebagai peluang untuk melancarkan berbagai aksi kriminal.

Kekerasan dan pencurian mulai menyebar di beberapa titik kota New Orleans. Banyak warganya melaporkan tindakan pencurian mobil. Kabarnya sekelompok orang bersenjata berkeliling kota dan meneror kota.

Di hari yang sama, 30 Agustus 2005, tim penyelamat berhasil mengangkut 1.200 orang yang bertahan di atap-atap rumah di New Orleans. Militer AS mulai menurunkan perahu dan helikopter ke wilayah tersebut.

1-new-orleans-banjir-140121c.jpg

Pemerintah langsung bertindak memperbaiki infrastruktur kota

Paska banjir, masyarakat mengkritik cara pemerintah mengatasi banjir yang terkesan sangat lamban. Meski banyak orang berhasil dievakuasi tetapi banyak warga telah lebih dulu hidup tersiksa di tengah penyakit dan cuaca buruk.

Pemerintah menurunkan dana bantuan sebanyak US$ 50 miliar. Dalam proses tersebut pemerintah Inggris juga ikut memberikan bantuan pasokan makanan bagi para korban badai dan banjir.

Tetapi pembangunan kembali infrastruktur New Orleans patut diberikan apresiasi lebih. Tak sampai sebulan setelah banjir melanda, 160 rumah telah mulai dibangun kembali. Para pemilik bisnis mulai berdatangan untuk membersihkan tempat usahanya dan sejumlah bisnis mulai beroperasi.

Pemerintah juga membangun transportasi massa untuk mengangkut para korban kembali ke New Orleans. Secara keseluruhan, badai Katrina membuat AS menderita kerugian hingga US$ 96 miliar. (Sis/Igw)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya