Perjuangkan Ekonomi RI, Mendag Lobi Puluhan Menteri Anggota WTO

Pemerintah memanfaatkan pertemuan forum ekonomi dunia untuk membahas penyelesaian perundingan WTO dan pelaksanaan UU Minerba.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 26 Jan 2014, 15:39 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2014, 15:39 WIB
gita-lobi-140126b.jpg
Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) 2014 yang terselenggara pada 22-25 Januari lalu di Davos, Swiss tak disia-siakan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan untuk membahas dua hal penting bersama para menteri anggota World Trade Organization (WTO).

Salah satu agenda WEF 2014, antara lain menghadiri pertemuan informal WTO tingkat Menteri. Pertemuan informal ini memberikan kesempatan bagi Dirjen WTO dan para Menteri anggota WTO untuk merefleksikan kembali Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO ke-9 yang diadakan di Bali, Desember lalu, serta untuk bertukar pandangan guna penyelesaian perundingan WTO.

Hadir dalam pertemuan informal WTO tersebut para Menteri Perdagangan dari 22 negara, yaitu Kolombia, Kostarika, Uni Eropa, Indonesia, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Selandia Baru, Malaysia, Brasil, Pakistan, Rusia, Nigeria, Afrika Selatan, Turki, Uganda, Amerika Serikat, Swiss, Australia, China, dan Canada.

"Ada dua hal penting yang dibicarakan dalam pertemuan ini yaitu implementasi Paket Bali dan rencana kerja WTO dalam penyelesaian Doha Development Agenda (DDA)," ujar Gita dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (26/1/2014).

Dalam pertemuan informal tersebut, para Menteri Anggota WTO membahas mengenai langkah-langkah untuk membangun kesuksesan Bali dalam melanjutkan kinerja di WTO.

“Beberapa bulan ke depan akan menjadi saat-saat yang produktif dalam implementasi Paket Bali dan membangkitkan kembali DDA,” tambahnya.

Keberhasilan di Bali, lanjut Gita, dapat berfungsi sebagai suatu kerangka kerja untuk perundingan multilateral di masa mendatang, termasuk menyelesaikan DDA demi meningkatkan kredibilitas Indonesia di mata internasional.

Dalam rangkaian WEF 2014, Gita juga menjadi panelis dalam acara  Lippo Lunch Dialogue bersama-sama dengan Jean Claude Trichet (mantan  European Central Bank President), Jim O’Neill (mantan Goldman Sachs Asset Management Chairman ), dan Mahendra Siregar (Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal/BKPM).

Gita menjelaskan, ada tiga hal yang dibahas dalam dialog tersebut yaitu kebijakan moneter The Fed dan dampaknya terhadap emerging market, prediksi ekspor dan pertumbuhannya, serta risiko politik pada emerging market.

Mendag juga mengadakan pertemuan bilateral dengan beberapa Menteri Perdagangan dari Australia, Uni Eropa, dan Belanda. Salah satunya dengan Menteri Perdagangan dan Investasi Australia, Andrew Robb, membicarakan mengenai keprihatinan pemerintah Australia atas pemberitaan negatif mengenai Australia dan dampaknya terhadap sektor ekonomi.

"Hingga saat ini belum ada hal-hal yang dapat mengubah kesepakatan antara Indonesia dan Australia. Pembahasan juga mengarah pada dukungan Australia atas importasi sapi betina produktif dalam skala besar," terangnya.

Sementara itu, pertemuan dengan  European Union Trade Comissioner  Karel de Gucht membahas waktu penyelesaian  scoping Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

Gita menargetkan, penyelesaian scoping di 2014 dan kemudian memulai negosiasi CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa.

"Karel de Gucht mengutarakan kekhawatirannya atas berlakunya Undang-Undang (UU) Minerba. Peraturan baru minerba ini juga ditanyakan oleh para CEO dari sektor pertambangan kepada saya dan saya tegaskan bahwa semangat pemberlakuan UU ini adalah penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan hilirisasi," ujar  dia. (Fik/Ahm)


Baca juga:

5 Risiko Berbahaya Yang Bikin Dunia Terancam

BRIC Masih Yakin Jadi Penggerak Ekonomi Global

Ajang World Economic Forum Cuma Buat Iri Pengusaha Lokal




Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya