Cari Investor Kilang, Jero Kirim Tim Khusus ke Luar Negeri

Menteri ESDM Jero Wacik bakal mengirim tim khusus ke luar negeri untuk mencari investor asing yang bakal mendanai proyek kilang BBM.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 31 Jan 2014, 16:54 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2014, 16:54 WIB
jero-wacik-140131b.jpg

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik bakal mengirim tim khusus ke luar negeri untuk mencari investor asing yang  bakal mendanai proyek kilang bahan bakar minyak (BBM) pada Februari 2014.

Pemerintah berencana untuk menggandeng investor swasta terkait tingginya biaya yang dibutuhkan untuk membangun proyek tersebut.  Semula, pemerintah bakalmembangun kilang dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang biayanya diperkirakan menembus US$ 9 miliar atau Rp 90 triliun.

"Dalam perkembangannya, pemerintah berencana menggandeng swasta untuk membangun kilang tersebut," kata Jero seperti yang dikutip dalam situs resmi Ditjen Migas, di Jakarta, Jumat (31/1/2013).

Demi menarik swasta untuk berinvestasi di proyek kilang,  pemerintah diharapkan dapat memberikan kemudahan di bidang fiskal dan insentif lainnya. Saat ini, Jero menilai masih ada paradigma di kementerian lain bahwa pembangunan kilang harus memperhitungkan keuntungannya juga.

Padahal, pembangunan kilang sama halnya seperti membeli kapal perang atau tank yang berfungsi sebagai pertahanan negara “Jangan melihat untungnya karena itu (kilang) untuk menjaga negeri. Kalau ada apa-apa di Timur Tengah, bisa kacau negeri kita. Kami perjuangkan itu, cuma belum berhasil,” ungkap Jero.

Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro mengatakan, tim akan melakukan market consultation itu, terdiri dari wakil Kementerian ESDM , Kementerian Keuangan dan Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Dalam pertemuan dengan calon investor nantinya, pemerintah akan menyampaikan item-item yang telah disiapkan oleh pemerintah dan kerja sama yang diharapkan dari pihak investor.

Terkait pembangunan kilang ini, pada tahun 2013, pemerintah telah dilakukan studi kelayakan feasibility study (FS) dan tahun 2014 direncanakan akan dilakukan BED dan FEED.

Menurut Edy, hal yang paling penting dari pembangunan kilang tersebut adalah ketersediaan lahan. Saat ini, sedang dilakukan diskusi mengenai lahan yang dimiliki negara dengan luas yang cukup untuk pembangunan kilang.

“Lahannya yang punya aset negara sudah ada, Cukup untuk kilang kilang. Tinggal datangkan investor,” ujarnya.

Pembangunan kilang minyak dilakukan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Untuk kawasan Asia Pasifik, kilang terakhir kali dibangun tahun 1998. Khusus Indonesia, kilang yang usianya paling muda dan dapat memberikan keuntungan adalah Balongan yang dibangun tahun 1994. Sementara kilang-kilang lainnya, keuntungannya sangat kecil karena telah berumur tua lantaran dibangun tahun 1970-an. (Pew/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya