Letusan Gunung Kelud Bikin 30 Ribu Ekor Sapi Perah Tak Produktif

Letusan Gunung Kelud, Jawa Timur juga berimbas pada peternakan sapi yang berjarak dekat dengan gunung tersebut.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Feb 2014, 15:50 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2014, 15:50 WIB
sapi-glonggongan-131223-a.jpg
Letusan Gunung Kelud, Jawa Timur, tidak hanya berdampak pada kerusakan lahan pertanian dan perkebunan di sekitar wilayah tersebut karena sebaran abu vukaniknya. Letusan ini juga berimbas pada peternakan sapi yang berjarak dekat dengan gunung tersebut.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan mengakui wilayah di sekitar gunung tersebut merupakan daerah sentra peternakan sapi yang menghasilkan daging dan susu sapi. "Di sana ada sekitar 10 ribu peternak dan 30 ribu sapi perah," ujar dia di Jakarta, Selasa (18/2/2014).

Namun dengan letusan gunung ini, lanjut dia, membuat kebanyakan sapi perah menjadi stres. Kondisi ini membuat kualitas susu dari sapi-sapi tersebut menurun. "Ini untung (sapi perah) masih bisa hidup, tapi yang kita khawatir karena stres jadi kualitas susunya drop," jelas dia.

Untuk mengatasi hal ini, Rusman mengaku pemerintah telah bertindak cepat dengan menyebarkan bantuan berupa pakan ternak dan vaksinasi bagi sapi-sapi tersebut. Dengan demikian diharapkan dalam bulan ini sapi-sapi tersebut bisa langsung kembali berproduksi.

"Dari pemerintah juga sudah mengirim vaksi seperti avian influenza dan vaksin sapi, 10 ton pakan. Kalau ini dikoordinasikan dengan baik dan merata, akan menyelesaikan masalah sapi yang stres itu," jelas dia.

Selain itu, Rusman juga menghimbau perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan produk olahan dari sapi ini untuk juga turut memberikan bantuan.

"Seperti Nestle yang punya binaan di sana, dia melaporkan sudah menyediakan 60 ton gabon jagung. Kalau stres yang segera dibutuhkan adalah makan yang memadai supaya fit lagi," tandas dia. (Dny/Nrm)


*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya