Air Mata dan Emosi Ferdinand Demi Akhir Penantian 19 Tahun

Ferdinan Sinaga memikul tugas berat. Tidak heran bila dia 'panasan'.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 08 Nov 2014, 00:58 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2014, 00:58 WIB
Air Mata dan Emosi Ferdinand Demi Akhir Penantian 19 Tahun
Ferdinan Sinaga memikul tugas berat. Tidak heran bila dia 'panasan'.

Liputan6.com, Palembang: Fans fanatik Persib sempat termangu. Duduk cemas ketika Boaz Solossa mengoyak jala I Made Wirawan jelang bubar. Gol dari Bochy, sapaan Boaz, membuat kedudukan berubah menjadi 2-2. Namun harapan untuk menyudahi penantian panjang masih ada. Asa terus terus mereka jaga hingga babak perpanjangan waktu 2x15 menit berakhir.

Sebagai salah satu striker andalan Persib, Ferdinand Sinaga memikul tugas berat; mengakhiri penantian selama 19 tahun. Tidak heran bila dia 'panasan'. Emosi pemain berdarah Batak itu sepanjang pertandingan memang meledak-ledak. Terutama ketika tim berada dalam posisi tertekan.

Itu terlihat ketika Immanuel Wanggai mencetak gol bunuh diri jelang turun minum. Dia berlari sambil berteriak meminta tim bangkit. Di babak kedua, Ferdinand terlihat sempat 'menyomprot' pelatih Djadjang Nurdjaman. Ferdinand meramas dan melempar gelas air di tangannya.

Seakan tidak puas dengan permainan tim. Manajer Persib, Umuh Muchtar bangkit dari bench dan mengusap kepala pemain kelahiran Bengkulu itu agar tenang.

Tidak ada tambahan gol tercipta dari kedudukan 2-2 sampai extra time, pertandingan berlanjut ke adu penalti. Meski wajah-wajah tegang terlihat jelas di wajah pemain ketika menghadapi adu penalti, mereka santai namun tetap 'menjaga kaki tetap di tanah'. Hasilnya semua eksekusi pemain Persib mengenai sasaran. Tidak ada yang melenceng. Termasuk Ferdinand.

Ahmad Jufriyanto yang ditunjuk sebagai eksekutor terakhir menjalankan tugasnya dengan sempurna. Persib mengharu biru. Seketika itu, tangisan para pemain pecah. Gelora Jakabaring tempat laga berlangsung seakan ingin runtuh menyambut kemenangan Persib Bandung.

Ferdinand tidak kuasa menahan air mata. Pemain yang sebelumnya garang melunak. Air mata meleleh dari pipinya. Menatap tanah dan tengkurap sambil menutup mata. Dia menangis sesenggukan atas prestasi besar ini. Ferdinand ogah melakukan 'victory lap' meski telah dibujuk para pemain.

Pemain yang terkenal vokal dan terkesan galak di lapangan itu tidak lagi bisa menyembunyikan air matanya begitu dinobatkan sebagai pemain terbaik ISL 2014. Matanya merah ketika menerima trofi dari exco PSSI, Djamal Azis. Bibirnya kelu. Tidak bisa banyak berkata-kata.

Sambil menggendong sang buah hati, dia berujar."Sungguh musim yang sangat luar biasa. Kemenangan ini saya persembahkan untuk Bobotoh. Terima kasih atas dukungannya," singkat Ferdinand.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya