Liputan6.com, Porak poranda karena perang ternyata tidak ikut mematikan sepakbola Palestina pascaperang yang berkecamuk. Keberhasilan menembus Piala Asia 2015 menjadi bukti sahih, Palestina tetap eksis meski pertumpahan darah seringkali terjadi di negara Jazirah Arab itu.
Piala Asia 2015 menjadi momentum Palestina untuk menunjukkan, konflik yang telah mendarah daging dengan Israel tidak membuat nyali mereka ciut untuk urusan sepakbola. Palestina berhak melaju ke turnamen sepakbola nomor satu di Asia itu tanpa harus melewati fase Kualifikasi karena berstatus sebagai juara AFC Challange Cup 2014.
"Piala Asia menjadi kesempatan bersejarah. Kami ingin menyampaikan pesan pada dunia, timnas Palestina berkembang pesat di tengah kesulitan yang mendera negara kami," ujar striker Palestina, Ashraf Nu'man dikutip news.co.au.
Advertisement
Target juara Piala Asia mungkin belum berani digantungkan saat ini. Tapi mereka memiliki tugas mulia lebih dari sekadar juara, yaitu; membuat rakyat tersenyum dan melupakan sejenak perang.
"Kami berhak untuk berkembang. Lebih dari itu, kami ingin rakyat dan fans bisa bahagia," sambung sang pemain.
Kebangkitan sepakbola Palestina sebenarnya mulai tampak pada 2012 lalu. Mereka menjadi tim Kuda Hitam tersukses di AFC Challange Cup 2012 lalu di mana mereka menempati posisi 4 di turnamen khusus negara berkembang sesuai visi sepakbola Asia yang diprakarsai AFC.
Dua tahun kemudian, Palestina benar-benar menjelma menjadi kekuatan baru di kompetisi kasta kedua di Asia yang mulai diselenggarakan pada 2006. Palestina keluar sebagai juara setelah berhasil mengalahkan tim dari Asia Tenggara, Filipina.
Keberhasilan Palestina membangun sepakbola mendatangkan berkah. Badan sepakbola dunia, FIFA mengucurkan bantuan senilai Rp 16 miliar atau senilai 840 ribu euro bagi Palestina membangun infrastruktur yang rusak akibat perang. Investasi dari FIFA itu digunakan guna merekonstruksi 20 stadion. Bila telah rampung, akan diresmika oleh Presiden FIFA, Sepp Blatter.
"Ini komitmen FIFA mendukung sepakbola di jalur Gaza," ungkap salah satu wakil FIFA, David Borja.
Kilas balik ke belakang, sebenarnya ini bukan pertama kali FIFA mengucurkan bantuan untuk Palestina. Pada 2012 lalu, FIFA menyuntik Palestina sebesar U$200 ribu dollar untuk meronvasi National Stadium Gaza yang rusak pascaperang.