Rapor Persija di 2 Laga Perdana QNB League 2015

Dua tim yang harus dihadapi Macan Kemayoran adalah Arema Cronus dan Persela Lamongan.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Apr 2015, 15:43 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2015, 15:43 WIB
Persija Jakarta
Persija Jakarta (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Persija mengawali kiprahnya di Qatar National Bank (QNB) League 2015 dengan melakukan tur Jawa Timur. Dua tim yang harus dihadapi Macan Kemayoran adalah Arema Cronus dan Persela Lamongan.

Rangkaian jadwal tersebut tentu bukan perkara mudah bagi tim mana pun. Terutama di awal musim.

Melawan Arema pada Minggu (4/4), Bambang Pamungkas cs tampil mengejutkan. Mereka berhasil mencuri 1 poin dari sang tuan rumah. Bahkan, Persija bisa saja menang jika penalti Arema di menit akhir pertandingan tidak terjadi. Pertandingan berakhir dengan skor fantastis 4 – 4.

Motivasi pemain yang seharusnya meningkat usai menahan Arema, justru tidak muncul saat Persija dijamu Persela, 3 hari berselang (7/4). Bertandang ke Stadion Surajaya, Persija justru takluk 0–1. Lagi-lagi, Persija kebobolan di menit-menit akhir oleh David Pagbe.

Hasil tersebut menempatkan Persija di urutan ke-11 klasemen semetara dengan 1 poin dan selisih gol -1. Penundaan kompetisi perlu dimanfaatkan coach Rachmad Darmawan (RD) untuk berbenah.

Bagaimana rapor Persija di 2 laga tandang pertama dari kacamata statistik? Berikut ulasannya.

Rapor Pertahanan

Adixi Lenzivio
Adixi Lenzivio (Johan Tallo/Liputan6.com)

Rapor pertahanan

Kebobolan 5 gol dari 2 pertandingan bukan catatan mengesankan bagi tim sekelas Persija. Sebagai tim dengan rasio kebobolan terendah pada ISL musim 2014 lalu, Persija tentu perlu mengevaluasi kinerja lini pertahanannya.

Coach RD menurunkan 2 kiper berbeda di tiap laga; Adixi Lenzivio saat melawan Arema dan Andritany Ardhiyasa kala dijamu Persela. Dari 5 tembakan ke gawang yang dilepaskan Arema, Adixi hanya mampu sekali melakukan penyelamatan.
http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/820357/original/071539500_1425295232-andritany_7.jpg
Sedangkan Andritany berhasil menghalau 2 dari 3 shots on goal Persela. Itu berarti persentase kesuksesan kiper Persija melakukan penyelamatan di 2 laga awal hanya 37,5 persen.

Dalam urusan tekel, pemain-pemain Persija berhasil melakukan 40 tekel sukses dari 2 pertandingan tersebut. Rata-rata persentase kesuksesan 57 persen. Dengan 7 tekel sukses, Rohit Chand menjadi pemain dengan jumlah tekel sukses terbanyak.

Persija tercatat melakukan 44 intersep dari 2 laga tersebut. Alan Aciar menjadi pemain dengan jumlah aksi terbanyak dalam hal intersep, di mana pemain asal Argentina tersebut berhasil melakukan 11 intersep.

Sementara dalam hal sapuan, Persija tercatat melakukan 47 kali sapuan, dengan Ambrizal sebagai pemain dengan jumlah sapuan terbanyak (12).

Evaluasi Pertahanan

Persija Dipermalukan Persela
Pemain Persela, Pedro Javier (bawah) mengangkat tangan usai diganjal bek Persija, Ambrizal saat laga uji coba di Stadion GBK Jakarta, Minggu (1/3/2015). Persija kalah 0-1 dari Persela. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Evaluasi Pertahanan

Empat dari lima gol yang bersarang ke gawang Persija tercipta melalui skema permainan sayap. Gol-gol yang dicetak Cristian Gonzales, Samsul Arif, Fabiano Beltrame, dan David Pagbe diawali umpan-umpan dari pinggir lapangan yang masuk ke wilayah pertahanan Persija. Tiga gol diantaranya dicetak melalui sundulan kepala.

Komunikasi menjadi permasalahan yang perlu dibenahi coach RD. Duet Ambrizal–Alan baru musim ini bermain bersama. Selain itu, Alan merupakan pemain asing debutan yang menjalani musim pertamanya bermain di Indonesia.
http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/793770/original/084158100_1421057237-Ambrizal_1.jpg
Koordinasi harus ditingkatkan dalam hal penetapan man-mark atau zona penjagaan. Perlu adanya sosok pemimpin di lini belakang yang mampu memberi instruksi kepada rekan-rekannya.

Selain komunikasi dan koordinasi, konsentrasi dan fokus para pemain juga perlu diperbaiki. Satu poin dari tur Jawa Timur disebabkan oleh tingkat konsentrasi yang menurun menjelang pertandingan usai.

Dua kali Persija harus kebobolan di injury time babak kedua. Kembali, sosok leader di lini belakang yang dapat mengingatkan pemain lain untuk tetap fokus, diperlukan di tubuh Persija.

Rapor Penyerangan

Greg Nwokolo
Greg Nwokolo (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Rapor Penyerangan

Persija berhasil menyarangkan empat gol dari dua laga, yang berarti rata-rata 2 gol per laga. Namun, jika dilihat dari prosesnya, masih ada hal yang kurang dari penyerangan Persija.

Tiga gol Bambang dicetak melalui situasi bola mati (2 tendangan bebas, 1 penalti). Sedangkan gol indah Greg Nwokolo lebih bersifat individu ketimbang permainan tim.

Dari 21 tembakan yang dilepaskan (termasuk tembakan yang berhasil diblok sebelum menuju gawang lawan), hanya tujuh yang berhasil mengarah ke gawang.
http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/820373/original/077890100_1425295567-Bambang_Pamungkas.jpg
Catatan tersebut menghasilkan angka rata-rata akurasi tembakan Persija hanya 31 persen, yang masih tergolong rendah. Selain itu, persentase konversi gol Persija juga hanya 57 persen, yang termasuk di dalamnya dua tendangan bebas dan satu penalti.

Tanpa gelandang kreatif di lini tengah, Persija praktis mengandalkan sisi sayap. Sayangnya, strategi ini kerap gagal karena mudah terbaca lawan atau karena akurasi umpan silang yang rendah. Catatan umpan silang Persija belum menujukkan kinerja positif. Hanya 9 umpan silang yang berhasil menemui sasaran dengan akurasi 20 persen.
 
Kendati demikian, catatan dribel sukses Persija cukup bagus. Dengan pemain-pemain yang memiliki skill dribel dan kecepatan seperti Greg, Ramdani Lestaluhu, dan Ismed Sofyan,

Persija tercatat berhasil melakukan dribel sebanyak 16 kali. Greg menjadi pemain dengan jumlah dribel sukses terbanyak (6).

Evaluasi Penyerangan

Persija Jakarta
Persija Jakarta (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Evaluasi Penyerangan

Dengan rata-rata persentase penguasaan bola sebesar 51 persen dari 2 laga pertama, Persija sebetulnya cukup baik dalam membangun serangan.

Operan-operan pendek antara lini belakang dan lini tengah secara umum berjalan dengan lancar. Namun, ketika bola hendak dialirkan ke lini depan, aliran bola seolah-olah mentok.

Hal ini dikarenakan lini depan Persija kerap bermain statis dan minim pergerakan tanpa bola. Celah di pertahanan lawan menjadi sulit untuk dibuka dan akhirnya serangan Persija beberapa kali berakhir dengan umpan-umpan atau tembakan-tembakan sporadik.

Tanpa adanya gelandang kreatif, serangan Persija jadi mudah terbaca lawan. Persija juga tidak bisa hanya mengandalkan eksekusi bola-bola mati Bambang di pertandinngan-pertandingan selanjutnya.
http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/800560/original/068006200_1422115660-Persija_vs_Gamba_Osaka__foto_6_.jpg
Agresivitas Greg yang kerap muncul kala membela Persebaya musim lalu belum bisa dimanfaatkan oleh Persija. Konsentrasi pertahanan lawan dapat terfokus ke pergerakan Greg saat ia menggiring bola karena jarang ada gerakan-gerakan dari pemain lawan untuk memecah fokus bertahan lawan.

Di Persebaya musim lalu, gerakan-gerakan tersebut kerap dilakukan oleh Pacho Kenmogne, sehingga Greg mampu dengan mudah melakukan penetrasi.

Musim masih panjang dan Persija memiliki banyak waktu untuk meningkatkan level permainannya. Dengan stok pemain berkualitas, RD dituntut untuk bisa membuat racikan jitu guna mengejar target juara yang dicanangkan Persija.

Hasil dari 2 laga awal memang kurang mampu merepresentasikan penampilan keseluruhan Macan Kemayoran. Namun, tanpa adanya evaluasi kinerja, Persija akan terus menemui kesulitan dalam mengumpulkan poin di laga-laga selanjutnya.

Grafis

LabBola
LabBola

http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/848194/original/040012100_1428653568-Rapor_Persija-01_rev.jpg


Pramuaji - Labbola

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya