Liputan6.com, Bandung - Sebagai salah satu klub besar di Indonesia dan menjadi juara Indonesia Super League (ISL) 2015, membuat Persib Bandung kebanjiran sponsor. Saking banyaknya sponsor yang saling berebut ingin mejeng di jersey Persib, tim berjuluk Maung Bandung ini bisa disebut klub yang memperoleh pendapatan tertinggi dari sponsor di Tanah Air.
Namun, konflik Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan PSSI yang berujung pada dihentikan kompetisi ISL (sekarang QNB League) 2015 membuat Persib khawatir. Persib khawatir para sponsor akan mundur.
Akan tetapi, Direktur Marketing dan Promosi PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Muhammad Farhan menyebutkan hingga kini belum ada satupun sponsor yang ingin menghentikan kontrak akibat kompetisi dihentikan. Meski para sponsor rata-rata komplain, hal itu lebih ditujukan kepada situasi sepak bola Indonesia.
Advertisement
"Alhamdulillah, selama ini mereka masih mengerti dan belum ada satupun yang melepas kontrak. Kontrak kita masih berjalan," kata Farhan kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon Senin (4/5/2015).
Salah satu faktor yang masih membuat para sponsor percaya kepada Persib karena dalam kontrak promosi yang dilakukan manajemen PT PBB tidak hanya masalah dalam pertandingan saja. "Jadi dalam kontrak tersebut, kita sudah membicarakan kalau kontrak disiapkan selain pertandingan liga yang digulirkan dan kesepakatan dari awal jadi mereka masih mengerti," tuturnya.
Menurutnya, kini semua pihak harus meminggirkan kepentingan klub dan fokus untuk memperbaiki kondisi sepak bola di Indonesia. Sebab, yang akan dirugikan tidak hanya klub, tetapi prestasi Indonesia bakal semakin terpuruk.
"Jangan dulu memikirkan klub, pikirkan saja kerugian persepakbolaan nasional. Dengan klub tidak main, pemain juga tak main dong. Kalau tidak main bagaimana mau jadi pemain nasional? gimana nasib sepak bola kita," jelasnya.
Baca juga:
3 Kali Kalah Beruntun, Lini Depan MU Mandul