Mengapa Ganda Beken Indonesia Sulit Taklukkan Istora?

Menurut Liliyana, justru bermain di kandang memberikan beban tersendiri

oleh Risa Kosasih diperbarui 03 Jun 2015, 07:00 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2015, 07:00 WIB
Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir
Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir (PBSI.org)

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan ganda campuran andalan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses menggenggam kemenangan pertama di BCA Indonesia Open Superseries Premier 2015 usai mengalahkan duet Hong Kong Lee Chun Hei R/Chau Hoi Wah dua set langsung 26-24, 21-14.

Ganda kondang di Indonesia itu kini bertekad mengakhiri kutukan gagal juara Indonesia Open. Menurut Liliyana, justru bermain di kandang memberikan beban tersendiri. Tekanan dari suporter merebut kemenangan, bagi Butet, sapaannya, justru membuatnya sulit bermain lepas.

"Strategi di Indonesia Open tidak ada yang khusus. Justru karena pola pikir harus menang dan juara di kandang itu membuat kami terbebani," kata Liliyana dalam jumpa pers usai bertanding, Selasa (2/6/2015) malam.

Sepanjang gelaran Indonesia Open, Tontowi/Liliyana belum pernah menjadi juara di nomor ganda campuran. Pada tiga perhelatan Indonesia Open, 2012, 2013 dan 2014, ganda campuran peringkat 4 dunia itu harus tersingkir di babak semifinal.

Tidak ingin hasil tersebut terulang, Liliyana berjanji bakal tampil lebih tenang."Siasat kami hanya fokus step by step karena beberapa final Indonesia Open kami selalu gagal. Itu tandanya terlalu menggebu-gebu di awal," kata pebulutangkis kelahiran Manado itu.

Tontowi ikut menambahkan kalau semua lawan tidak bakal dianggap remeh, mengingat pada kesempatan bertanding di Australian Open akhir Mei lalu, Owi/Butet malah gugur dengan wakil non-unggulan di semifinal.

"Kami hanya ingin bermain lebih enjoy. Mungkin saat di Australia memang hari keberuntungan mereka. Kita harus lebih tau cara main dengan mereka lain kali, sekarang-sekarang yang juga harus diperhitungkan adalah kekuatan Korea," kata Tontowi melanjutkan.

Lawan selanjutnya berasal dari Jepang, Kenichi Hayakawa/Misaki Matsumoto yang menjungkal pasangan Indonesia Ronald Alexander/Melati Daeva O melalui tiga set melelahkan, 21-18, 17-21, dan 21-10.

"Untuk (ganda) Jepang, kami sempat mengungguli mereka beberapa kali. Tapi jangan terlalu panjang berfikirnya karena Jepang itu ulet. Permainan normal saja tidak cukup," ujar Liliyana menambahkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya