Liputan6.com, Jakarta: PSSI mulai berhitung kerugian yang mereka derita usai disanksi FIFA per 30 Mei 2015. Hal itu diungkapkan sekjen PSSI, Azwan Karim.
Menurutnya, hal itu dilakukan guna memberikan gambaran kepada masyarakat dana yang keluar dari kantong PSSI sejauh ini, meski tanpa bantuan pemerintah. Mulai dari kompetisi, tim nasional, hingga pengembangan sepakbola usia muda. "
"Sedang kami hitung. Kami hanya ingin memberi tahu kepada publik dan Kemenpora juga ada dana beberapa miliar yang kami cari sendiri, tanpa satu persen pun dari Pemerintah untuk persiapan timnas U-19 dan U-16. Sekarang semua itu menguap begitu saja," kata Azwan.
Advertisement
"Begitu juga dengan timnas wanita U-14, meski tidak menghabiskan dana yang signifikan. Tapi ini kan awal bagi kami, namun sekarang sudah kalah sebelum berperang," keluhnya.
Seperti diketahui, usai FIFA menjatuhkan suspensi terhadap Indonesia, AFC pun mengeluarkan keputusan mereka untuk mencoret keikutsertaan Indonesia di semua turnamen yang digelar mereka. Di antaranya, Pra Piala Dunia 2018, Pra Piala Asia 2019, Pra Piala Asia U-16, serta Kejuaraan Sepakbola Wanita AFC U-14.
Lanjut ke halaman berikutnya...
2
PSSI sendiri terus mencari cara agar sepak bola Indonesia bisa terbebas dari belenggu sanksi FIFA. Salah satunya ingin mengundang AFC dan FIFA untuk bertemu dengan Presiden RI, Joko Widodo.
"Melihat situasi saat ini, kami ingin mengundang FIFA dan AFC untuk berbicara dengan Presiden (Joko Widodo). Kami tengah mencari waktu yang tepat,” kata Azwan.
"Jadi kalau solusi dari kami harus komunikasi untuk menyelesaikan masalah. Masalahnya, komunikasinya susah," Azwan menambahkan. (Def/Rej)
Baca Juga:
8 Fakta Menarik Jelang Final Liga Champions
Duel Tinju Daud Yordan vs Maxwell, Seru dan Misterius
Pembukaan SEA Games Singapura Bikin Penonton Terpukau
Advertisement