Liputan6.com, Jakarta Direktur Sirkuit Sentul, Tinton Soeprapto mengaku bisa menerima kenyataan bila sirkuit yang terletak di Sentul, Bogor, Jawa Barat itu, gagal menjadi venue MotoGP 2017.
Namun, Tinton mengakui Sentul masih berharap menjadi tuan rumah di ajang balapan bergengsi dunia itu bila sukses mencari dana dari pihak swasta.
"Sudah selesai sekarang. Jadi model bisnisnya itu renovasi ditangani Sentul sendiri, berarti mencari (dana) dari pihak swasta," tutur Tinton di hadapan awak media setelah rapat tertutup dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi di Jakarta, Selasa (2/2/2016)
Advertisement
Baca Juga
- Rossi Pamer Helm Unik di Sirkuit Sepang
- Guardiola Jadi Manajer Manchester City, Yaya Toure Hengkang?
- Ini Hasil Undian Kualifikasi Piala Thomas dan Uber 2016
Sebelumnya, Kepala Komunikasi Publik Kemenpora Gatot S Dewa Broto sempat menyinggung asal anggaran renovasi Sirkuit Sentul.
Pembicaraan MotoGP di Indonesia menjadi alot karena anggaran negara memang tidak diperkenankan untuk merombak Sentul. Pemerintah hanya bisa mendukungan di luar arena balap, seperti akses penunjang menuju kawasan Sentul.
"Kalau akses seperti fly over ada payung hukumnya, itu urusannya sama pemerintah daerah. Pertemuan dengan Dorna saya tidak ikut," ucap Tinton.
Pemerintah berencana mengajukan perubahan jadwal MotoGP Indonesia yang telah tertuang dalam Letter of Intent (LOI) selama tiga tahun, mulai dari 2017 hingga 2019.
Kemenpora berencana membujuk Dorna mengubah LOI ini ketika pemegang hak komersial MotoGP itu datang ke Indonesia pekan ini.
Kepada Dorna, pemerintah mengajukan opsi, memundurkan jadwal menjadi tuan rumah dalam seri balapan ke-19 MotoGP pada Oktober 2018, 2019, dan 2020.
"Saya sudah tidak berhubungan lagi karena sekarang Dorna dengan pemerintah membicarakan kesiapan Indonesia menggelar MotoGP. Titik. Kalau pak Menteri bilang show must go on seharusnya saya yakin," Tonton mengakhiri.