Kisah Putu Gede: Tangisan Sepatu Rp 60 Ribu Harumkan Nama Bangsa

Liputan6.com, Bali - Namanya Putu Gede Juni Antara, lahir di Gianyar, Bali. Sejak umur 10 tahun, ia sudah menekuni sepak bola dan masuk SSB Putra Tresna Bali.

Berawal dari sana, Putu Gede sempat bergabung dengan beberapa SSB di Bali. Sepatu bola yang dipakainya pertama kali tidak merogoh kocek orang tuanya terlalu dalam. Namun, Putu Gede harus "ngambek" dulu untuk mendapatkannya.

"Sepatu pertama itu mereknya Logo, harganya Rp 60 ribu. Itu juga harus nangis dulu baru dibelikan," cerita Putu Gede sambil tertawa lirih kepada Liputan6.com.

Pria penyuka sate kambing itu menuturkan, bakat bermain bolanya terus diasah hingga ia dipilih oleh salah satu klub lokal Bali untuk mengisi slot pemain muda. "Astungkara (puji syukur) dapat panggilan dari Perseden untuk bergabung di U-15," katanya.

Tak berhenti sampai di situ, saat SMA, ia mendapat kesempatan melakukan uji coba dengan klub luar negeri. "Waktu itu masih di SMA uji coba lawan AC Milan yang sedang camp di Bali. Kebetulan pelatihnya asal Ragunan dan dari situ saya ditawarkan sekolah di sana (Ragunan)," ucapnya.

Putu Gede lalu gabung ke Ragunan, walau sangat berat. Sebab ia harus berjauhan dengan kedua orangtuanya yang tinggal di Bali. Namun, dari pengorbanan yang dilakukannya itu, Putu Gede masuk seleksi pemain untuk tim nasional Indonesia. "Akhirnya saya sekolah di Ragunan dan di sana seleksi untuk Timnas U-17. Saya sangat bersyukur ikut Indra Sjafri sampai Timnas U-19," kenangnya.

Putu Gede melanjutkan, momen yang tidak bisa dilupakannya adalah saat menyanyikan lagu Indonesia Raya ketika Timnas U-19 menjuarai Piala AFF pada 2013 lalu. "Apalagi saya ikut menyumbang satu gol untuk kemenangan di final," ucap dia.

Kini, Putu Gede menjadi salah satu bek tangguh yang diminati banyak klub. Baru-baru ini, ia memperkuat Bali United di ajang Bali Island Cup. Meski belum berhasil membawa Serdadu Tridatu juara, Putu Gede mengaku bahagia bisa memperkuat klub tanah kelahirannya.