Liputan6.com, Monaco - Waktu yang diukir Pascal Wehrlein pada kualifikasi GP Monaco Formula 1 2016 tak lebih baik dari rekan setimnya di Manor Racing, Rio Haryanto. Namun, Pascal tetap optimistis menatap balapan pada Minggu (29/5/2016).
Rio memang baru saja mencatat rekor baru dalam kariernya di F1. Untuk kali pertama ia sukses mengamankan posisi ke-19 pada kualifikasi. Sayang, saat Rio mencetak rekor di Sirkuit Monte Carlo, Sabtu (28/5/2016), Pascal malah mendapatkan nasib buruk.
Baca Juga
- Simeone: Tak Ada yang Mengingat Runner up
- Video Tiki-taka Baduy FC
- Jadi Penendang Penalti Kelima Madrid, Ronaldo Punya Firasat Juara
Sejak sesi latihan bebas, insiden terjadi berulang kali di Sirkuit Monte Carlo. Sejatinya, pemandangan seperti itu memang tak asing di Monaco. Itu karena karakter lintasan Sirkuit Monte Carlo jauh berbeda dari trek-trek lain di F1.
Sesi kualifikasi juga sempat dihentikan akibat masalah mesin yang didapat Nasr, pembalap Sauber. Lalu, kecelakaan sempat menimpa Verstappen, pembalap Red Bull, hingga mobilnya rusak. Bahkan, pembalap Mercedes, Lewis Hamilton, terpaksa langsung masuk garasi saat kualifikasi ketiga baru dimulai akibat masalah pada mesin.
Berbagai insiden itu yang membuat Pascal hanya mampu mengamankan posisi start dari urutan ke-20. Ia tepat di bawah Rio yang unggul dengan catatan waktu 1 menit 17,295 detik. Catatan waktu Pascal sendiri adalah 1 menit 17,452 detik.
"Sesi kualifikasi saya berantakan akibat keluarnya bendera merah. Dua kali saya turun ke lintasan dengan ban baru dan dua kali pula sesi kualifikasi dihentikan. Jadi, saya sangat kecewa. Tapi, saya tetap bersemangat untuk balapan," kata Pascal seperti dikutip Facebook Manor.
Tingkat kesulitan GP Monaco sudah diakui banyak pembalap. Itu karena para pembalap akan beraksi di jalanan kota Monte Carlo. Sirkuit ini memiliki banyak tantangan dalam bentuk tanjakan dan turunan, tikungan tajam, dan trek lurus yang pendek. Tempat itu memiliki tikungan terlambat dalam F1 karena kecepatannya hanya bisa 50 km/jam.
Dengan kondisi lintasan yang sempit, itu mengapa kemampuan individu pembalap lebih dibutuhkan ketimbang kekuatan mesin mobil mereka. Sebab, akan sangat sulit bagi seorang pembalap melakukan overtaking karena berbahaya.
"Seperti yang kita lihat, banyak yang bisa terjadi di sini. Meski sejumlah insiden menghambat laju saya, semua itu justru memberikan kami beberapa peluang. Saya akan mengerahkan kemampuan terbaik dan kita akan melihat apa yang terjadi," tutup Pascal.
Advertisement