Liputan6.com, Paris - Tim debutan Islandia secara mengejutkan lolos ke babak 16 besar Piala Eropa 2016. Sebagai tim kemarin sore, sedikit yang memprediksi Islandia bakal melangkah jauh hingga fase knock-out. Lantas apa rahasia sukses Islandia selain tampil oke di lapangan?
Islandia merebut satu tiket babak 16 besar setelah di laga terakhir grup F mengalahkan Austria. Islandia mengikuti jejak Slovakia dan Wales sebagai tim debutan yang melangkah ke babak 16 besar. Pada babak KO, Islandia akan menghadapi Inggris, Senin, (27/6/2016).
Ketangguhan Islandia selama 2x45 menit di babak penyisihan grup ternyata ikut dipengaruhi makanan yang mereka konsumsi.
Advertisement
Â
Baca Juga
- Messi Jawab Rumor Keretakan Hubungan dengan Neymar
- Persija Vs SFC : Widodo Desak Komdis Evaluasi Wasit
- Messi: Waktunya Membuat Sejarah Bersama Argentina
Â
Pemain Islandia mengonsumsi lebih banyak protein, seperti penduduk Islandia kebanyakan. Mereka mendapat asupan tersebut dari ikan paus dan hiu. Selain itu, masyarakat setempat juga gemar memakan puffin, sejenis burung laut kecil. Sumber protein ternyata mereka dapat dari testis kambing.  Makanan dengan protein tinggi membuat masa otot lebih besar untuk membantu mengatasi suhu ekstrim di negara Islandia.
Selain itu, mereka juga mengolah darah kambing sebagai bahan baku puding. Kuliner tersebut berbentuk seperti daging sosis dan dimakan bersama taburan gula.
Berbeda dengan timnas Inggris, makanan yang mereka konsumsi cenderung berlemak dan menambah berat badan seperti spaghetti, kripik, dan ikan goreng. Makanan tersebut menjadi kegemaran dua striker The Three Lions, James Vardy dan Wayne Rooney. Sedangkan, pemain depan Inggris lainnya, Daniel Sturridge hobi makan roti keju panggang dan salad.
Butuh Masker Gas
Terlepas dari makanan Islandia yang kaya protein, seorang koki profesional, Dan Doherty, koki terkenal di London mengungkapkan, butuh 'masker gas' untuk mencicipi makan Islandia. Pasalnya, aroma amonia sangat menyegat dari makanan Islandia seperti daging ikan hiu. Itu makanan mengerikan yang pernah dia makan.
"Saya pernah berada di Islandia. Makanan tersebut  berbentuk kecil dan disajikan dalam stoples," ucap Doherty sebagaimana dilansir dari The Sun
Kemudian dia membuka toples. Bau amonia begitu tajam. "Bau tersebut membuat hidung saya terbakar," ucap Doherty. "Saya kemudian memakan satu kubus kecil. Kemudian saya mendesis. Saya makan satu lalu berdiri. Leher saya seperti tertusuk duri ketika meminum bir."
Advertisement