Hijabers Cantik Ini Siap Kritik Real Madrid

Meski terbentur adat istiadat, Manar Sarhan tak mau menyerah untuk menyalurkan rasa cintanya dengan sepak bola.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 03 Agu 2016, 05:50 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2016, 05:50 WIB
Manar Sarhan
Meski terbentur adat istiadat, Manar Sarhan tak mau menyerah untuk menyalurkan rasa cintanya dengan sepak bola.

Liputan6.com, Jakarta Di Mesir, semua urusan yang berbau sepak bola hanya diperuntukkan untuk kaum pria. Namun hal itu tidak berlaku untuk seorang wanita berhijab, Manar Sarhan.

Sarhan sangat mencintai sepak bola sejak usianya masih kecil. Bahkan, dia sempat berpikiran untuk menjadi pemain sepak bola. Namun, Sarhan tak bisa mewujudkan impiannya menjadi pemain bola. Dia diarahkan keluarganya menjadi dokter gigi.

"Saya menjadi dokter gigi untuk karier. Namun, gairah dan cinta saya berada di sepak bola. Pada awalnya saya ingin bermain sepak bola, tapi di Mesir, sepak bola hanya untuk para lelaki," katanya, dikutip dari The National.

Meski terbentur adat istiadat, Sarhan tak mau menyerah untuk menyalurkan rasa cintanya dengan sepak bola. Dia memutuskan untuk menjadi seorang jurnalis bola sejak 2002. Hingga saat ini, wanita berusia 27 tahun itu pernah membuat berita untuk surat kabar lokal, Al-Masry dan Al-Youm.

Di awal kariernya sebagai seorang jurnalis sepak bola, Sarhan banyak mendapat sindiran dari keluarganya. "Saya sempat diejek. Mereka yang mengejek saya selalu mengatakan: 'Gadis itu hanya berada di dapur'," ujarnya.

Namun Sarhan tak mempedulikan hal tersebut. Dia memilih untuk melanjutkan kiprahnya sebagai seorang jurnalis. Biasanya sebelum menulis berita, Sarhan melakukan penelitian lebih mendalam kepada tim, pelatih, hingga pemain bola.

Kehebatannya dalam menganalisis menjadikan Sarhan seorang komentator wanita terbaik di negaranya. Sekarang, Sarhan merupakan komentator wanita asal Mesir yang setiap meinggunya muncul di CBC TV.

"Saya memang seorang dokter gigi di siang hari. Tapi ketika malam tiba, saya seorang komentator. Menjadi komentator itu sangat sulit untuk pria, apa lagi untuk seorang gadis seperti saya," ucapnya sambil tertawa.

Manar Sarhan selalu menganalisa pertandingan sebelum memberikan komentar.

Siap Kritik Real Madrid

Jelang bergulirnya kompetisi Eropa musim 2016/17, Sarhan sudah bersiap untuk memberikan komentar pedas untuk juara Liga Champions musim lalu, Real Madrid.

Namun, dia tak mau asal memberikan komentar kepada Madrid. Sarhan ingin menganalisa gaya permainan Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan secara menyeluruh.

"Saya harus menonton pertandingan mereka (Real Madrid) sebanyak dua kali agar bisa mendapat kesimpulan yang komprehensif dari hasil analisis saya," ucap Sarhan.

Kehebatan Sarhan dalam menganalisa pertandingan membuat seorang komentator senior di CBC TV, Ibrahim Fayek kagum. Menurutnya, Sarhan merupakan gadis terbaik yang pernah menjadi komentator sepak bola.

"Dia memiliki pemahaman yang luas dan mendalam mengenai sepak bola. Saat menjadi komentator, dia menyajikan berbagai jenis analisis sepak bola. Penjelasannya terencana dan sangat taktis. Dia mengejutkan saya," kata Fayek.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya