Liputan6.com, Jakarta - Ketakutan itu akhirnya menjadi kenyataan. Beberapa hari menjelang tampil di ajang Piala AFF 2016, ketajaman timnas Indonesia justru terancam menumpul. Pasalnya, penyerang andalan Irfan Bachdim, dipastikan harus absen lantaran cedera.
Pelatih Alfred Riedl terpaksa harus mencoret penyerang Irfan lantaran cedera retak tulang fibula yang dialaminya. Cedera itu didapat Irfan usai berbenturan dengan Hansamu Yama dalam latihan timnas di Karawaci, Selasa (15/11/2016).
Baca Juga
Nama Irfan dipastikan tak ada dalam skuat, saat timnas Indonesia terbang ke Filipina, tempat laga-laga fase Grup A digelar. Selain tuan rumah, di Grup A, Indonesia juga bergabung dengan Thailand dan Singapura.
Cederanya Irfan jelas menjadi kehilangan besar untuk timnas. Pasalnya, Riedl memang memproyeksikan sang pemain masuk ke dalam skuat inti timnas di Piala AFF 2016. Irfan diharapkan bisa senjata utama timnas Indonesia di lini depan bersama Boaz Solossa.
Kiprah Irfan sejauh ini juga bisa dibilang lumayan gemilang. Irfan tampil di tiga dari empat laga uji coba yang digelar Riedl jelang Piala AFF.
Saat Indonesia melibas Malaysia 3-0, Irfan menyumbang satu gol. Irfan kembali menambah koleksi golnya saat Indonesia bermain imbang 2-2 melawan Vietnam pada uji coba kedua.
Pada uji coba ketiga melawan Myanmar, Irfan Absen. Mantan pemain Persema Malang itu baru mencetak gol lagi saat menjajal Vietnam di Hanoi. Dalam duel ini, Indonesia kalah 2-3 dan Irfan menjebol gawang lawan dari titik putih penalti.
Selain itu, kehadiran Irfan di tim sebenarnya sangat dibutuhkan tim, secara psikologis. Pasalnya, Irfan salah satu dari sedikit pemain skuat Piala AFF 2010 yang masih tersisa. Irfan diharapkan bisa memberikan motivasi kepada pemain lain.
Seperti diketahui, di bawah asuhan Alfred Riedl, timnas Indonesia sempat tampil gemilang di Piala AFF 2010 yang fase grupnya digelar di Indonesia dan Vietnam. Ketika itu, Indonesia sukses melangkah ke final sebelum disingkirkan Malaysia dalam dua laga. Irfan Bachdim sendiri ketika itu mencetak dua gol.
Alfred Putar Otak
Kini, pelatih Alfred Riedl dipastikan harus putar otak untuk mengantisipasi absennya Irfan. Memang, pelatih asal Austria itu telah memanggil pemain Persipura Jayapura Yohanes Ferinando Pahabol, sebagai pengganti Irfan.
Namun, tentu, tak serta-merta kehadiran Pahabol akan membuat timnas tak merasakan absennya Irfan. Pasalnya, keduanya memiliki gaya permainan yang berbeda.
Pahabol lebih sering bermain sebagai sayap atau penyerang sayap. Itu juga yang membuat dirinya jadi tak terlalu sering mencetak gol. Di ajang Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo, pemain mungil ini baru mengoleksi lima gol.
Namun, sisi positifnya, Pahabol sudah terbiasa bermain dengan Boaz Solosaa, karena berada di tim yang sama, Persipura. Kondisi ini tentu bisa jadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia, meski harus kehilangan Irfan.
Untuk Boaz sendiri, kapasitasnya tak perlu diragukan. Selain skill mumpuni, Boaz juga sangat berpengalaman. Bahkan, dia sudah ikut membela timnas Indonesia di Piala AFF 2004! Ketika itu, Boaz mencetak empat gol.
Kini, usia Boaz memang sudah tidak muda lagi, 30 tahun. Namun, dia toh tetap mampu menunjukkan kinerja terbaiknya. Saat ini, dia menjadi pencetak gol terbanyak di empat laga uji coba timnas Indonesia dengan empat gol.
Mengandalkan Boaz, sebagai penyerang utama, ataupun penyerang bayangan, jelas bisa jadi pilihan bagi pelatih Alfred Riedl. Walau memang, Alfred sebenarnya juga masih punya dua penyerang lain yang bisa dijadikan alternatif: Ferdinand Sinaga dan Lerby Eliandry.
Terutama Ferdinand, yang sudah punya jam terbang tinggi. Ferdinand jadi pencetak gol terbanyak dengan torehan enam gol di SEA Games 20014 lalu. Duet Boaz-Ferdinand, bukan tak mungkin lebih dikedepankan Alfred. Sementara Pahabol bisa ditempatkan sebagai sayap kiri, berpasangan dengan Andik Vermansah di kanan.
Manfaatkan Gelandang
Selain memaksimalkan penyerang yang ada, Alfred Riedl juga masih bisa memanfaatkan sektor gelandang untuk lebih berperan aktif mencetak gol. Maklum, Indonesia memiliki gelandang-gelandang dengan insting gol tinggi. Selain Andik, masih ada Stefano Lilipaly, Zulham Zamrun, dan Evan Dimas.
Lilipaly dan Evan Dimas selama ini memang lebih dipercaya Alfred sebagai pengatur permainan dan serangan tim. Namun, jika diberi "tambahan" tugas sebagai goal getter, rasanya keduanya tak akan keberatan.
Apalagi, Lilipaly dan Evan Dimas, masing-masing juga punya senjata mematikan. Lilipaly punya tendangan jarak jauh yang kerap menjadi gol. Sementara Evan Dimas dan juga Zulham, punya keahlian melakukan manuver, masuk ke kotak penalti lawan dan mencetak gol. Fakta-fakta inilah rasanya yang bisa menjamin bahwa timnas Indonesia bisa tetap tajam meski tanpa Irfan Bachdim.