Liputan6.com, Madrid - "Terkadang sulit mengekspresikan perasaanku, tapi di dalam ada kebahagiaan luar biasa, karena aku telah bekerja keras untuk sampai di titik ini." Begitu kata-kata Cristiano Ronaldo usai memenangi Ballon d'Or 2016. Mohon maaf kepada Lionel Messi, tapi tahun ini adalah tahunnya Ronaldo.
Baca Juga
Sederet prestasi diraih pria 31 tahun itu. Mulai dari juara Liga Champions bersama Real Madrid hingga juara Piala Eropa bersama Portugal. Yang terakhir, masih terasa mustahil, tapi Ronaldo dan kawan-kawannya di Timnas Portugal sukses membalikkan prediksi.
"Tahun 2016 tidak diragukan lagi adalah tahun terbaik dalam karierku, baik secara kolektif maupun individu," kata dia kepada France Football.
"Memenangkan sesuatu bersama Portugal adalah sesuatu yang kurang dari CV-ku. Itu adalah salah satu momen paling penting dalam hidupku."
Ronaldo menambahkan: "Perbedaan antara Real Madrid dan Portugal adalah bahwa Madrid terbiasa untuk menang, itu sebabnya mereka memiliki 11 trofi Liga Champions. Portugal belum pernah memenangi trofi besar."
Ronaldo sebenarnya mengalami cedera saat laga final Piala Eropa melawan Prancis di Stade de France. Namun, ia berhasil mengangkat trofi setelah Portugal menang 1-0 berkat gol tunggal Eder.
"Secara emosional, juara bersama Portugal rasanya di atas trofi-trofi lain. Ini seperti Ballon d'Or pertamaku pada 2008. Ini spesial. Ini tahun yang tak terlupakan."
Ronaldo pertama kali meraih Ballon d'Or ketika masih membela Manchester United. Ia kemudian meraihnya lagi berkat kerja kerasnya bersama Madrid pada 2013 dan 2014.
"Ketika pertama kali meraihnya, emosi selalu terasa berbeda. Pertama adalah yang pertama, sama seperti hal-hal lain. Pada 2008, kebahagiaanku sangat besar. Itu adalah mimpi yang jadi kenyataan. Itu terjadi di usia 23 tahun, sungguh momen unik."
"Apa yang kurasakan saat ini mirip seperti 2008. Ini pekerjaanku, aku bekerja untuk menjadi yang terbaik, mengorbankan banyak hal. Itu sebabnya penghargaan ini sangat penting."
"Setiap kali aku mendapatkan penghargaan seperti ini, aku berkata pada diri sendiri, 'Cristiano, ini sepadan dengan kerja keras bertahun-tahun, membuat semua pengorbanan, tidak melakukan hal-hal yang aku inginkan, tapi hanya berpikir tentang sepak bola'," ucap dia.
Advertisement
Perubahan Posisi
Meski kekuatan dan kecepatannya berkurang karena faktor usia, Ronaldo tak kehilangan naluri mencetak golnya di depan gawang. Ini semua karena dia berevolusi dari winger menjadi pemain Nomor 9.
Madrid dan Portugal kini memainkan Ronaldo sebagai striker dan memanfaatkan kemampuannya pada duel udara. Pelatih Madrid Zinedine Zidane bahkan memainkan Ronaldo sebagai striker dengan formasi 4-4-2 saat melawan Atletico Madrid. Hasilnya Madrid menang 3-0 dan Ronaldo mencetak hattrick.
Namun, demi memasukkan Karim Benzema ke dalam tim, Zidane biasanya menerapkan formasi 4-3-3 dengan Ronaldo sebagai winger yang suka menusuk ke dalam dan melepaskan tembakan.
Total, musim lalu Ronaldo mencetak 51 gol dalam 48 pertandingan bersama Madrid. Sementara di Timnas Portugal, ia mencetak 13 gol dalam 13 laga. Hal ini terhitung luar biasa mengingat Ronaldo sudah bukan lagi pemain muda.
Advertisement
Ronaldo Sang Pemimpin
Sebagai kapten, Ronaldo juga menunjukkan kepepimpinan luar biasa di Piala Eropa. Ia membimbing rekan-rekannya dari babak penyisihan grup hingga laga final.
Laju Portugal sebenarnya tak mulus. Di penyisihan grup, Portugal bahkan tak pernah menang. Mereka lolos ke 16 besar karena menjadi salah satu runner up terbaik.
Dari 16 besar hingga semifinal, Ronaldo memimpin Portugal melewati adangan Kroasia, Polandia dan Wales yang diperkuat salah satu pemain terbaik dunia Gareth Bale.
Di final, Ronaldo mengalami cedera di babak pertama dan harus mengakhiri pertandingan lebih cepat. Namun, justru di sinilah letak kepepimpinan pemain berjuluk CR7 itu.
Dari pinggir lapangan, Ronaldo terus memompa semangat rekan-rekannya. Ia bahkan lebih sering memberi instruksi daripada pelatih Fernando Santos.
Kemudian, Ronaldo juga yang memberi nasihat kepada Eder sang pencetak gol untuk tidak takut menembak bola ke gawang Prancis. Pada akhirnya, Portugal menang dan Ronaldo berhasil memberikan gelar pertama untuk negaranya sepanjang sejarah.