Liputan6.com, Solo - Langkah Sriwijaya FC terhenti usai kalah dari Arema FC pada babak 8 besar Piala Presiden 2017. Pelatih Sriwijaya Widodo Cahyono Putro tak sepenuhnya menerima kekalahan tersebut.
Ia menilai pertarungan antara Arema dan Sriwijaya yang digelar di Stadion Manahan, Solo, Minggu (26/2/2017), itu dirusak kepemimpinan wasit Abdul Rahman Salasa. Widodo menilai ada beberapa keputusan yang tak adil dari pengadil.
Advertisement
Baca Juga
Salah satunya adalah insiden yang melibatkan Yanto Basna dan Christian Gonzales. Akibat kena sikut Gonzales, hidung Yanto Basna sampai mimisan.
"Saya hanya kasihan kepada pemain karena mereka sudah bekerja keras. Kompetisi harus dijalankan dengan baik. Saya sudah berusaha tidak emosi, kalau begini bisa-bisa saya mati muda," tutur Widodo dalam konferensi pers.
Laga itu sendiri dimenangkan kubu Arema. Pahlawan kemenangan mereka adalah Adam Alis. Lewat tendangan bebasnya di menit ke-47, Arema sukses memecahkan kebuntuan.
"Individual pemain memang lebih unggul Arema. Sayang pemain sudah termakan emosi, padahal saya juga sudah mengingatkan. Namun mau bagaimana lagi jika selalu ada kontroversi," beber Widodo.
Meski kesal kepada wasit, Sriwijaya menunjukkan kebesaran hatinya. Baik Widodo maupun Yanto Basna tetap mengucapkan selamat kepada Arema.
"Pertandingan malam ini sangat sangat menguras emosi. Selamat kepada Arema yang tampil sebagai pemenang. Saya tegaskan marilah sama-sama majukan sepak bola," tegas Widodo.