Liputan6.com, Palembang - Bek kiri Timnas Indonesia Abdul Rahman dipastikan batal bergabung dengan Sriwijaya FC musim ini. Mantan pemain Persiba Balikpapan itu enggan jauh dari rumah lantaran sang ibunda mengalami sakit.
Padahal kesepakatan manajemen dan Abdul Rahman hanya tinggal tanda tangan kontrak. Sekretaris Tim Sriwijaya FC Ahmad Haris membenarkan kabar batal bergabungnya pemain berusia 25 tahun itu. Menurutnya pembatalan kesepakatan ini dikarenakan faktor kemanusiaan.
Baca Juga
"Sejak Kamis (9/3) lalu SFC sudah bersepakat dengan Rahman, bahkan tiket untuk kedatangannya ke Palembang sudah disiapkan Senin (13/3) sore kemarin,” katanya saat dihubungi Selasa (14/3/2017).
Lebih lanjut pria berkacamata itu mengatakan pihaknya cukup baik dalam menjalin komunikasi untuk mendapatkan Abdul Rahman. Bahkan manajemen menjalin komunikasi dengan beberapa pihak yang cukup dekat dengan Rahman seperti eks pelatih di Persiba Balikpapan, Jaino Matos ataupun eks legenda SFC, Isnan Ali.
"Jaino menitipkan Rahman kepada kita dan mendukung kepindahannya ke SFC, lalu Isnan Ali juga menyatakan hal yang sama karena keduanya dulu pernah bersama-sama di Martapura FC dan Rahman mencari banyak informasi melalui Isnan," ungkapnya.
Namun saat akan berangkat ke bandara Balikpapan, sang ibunda Rahman mendadak meminta anak bungsunya tersebut memikirkan ulang rencananya bergabung dengan Sriwijaya FC.
"Ibunya sudah tua dan sakit-sakitan, sementara saudara Rahman yang lain sudah berkeluarga semua, tinggal dia yang masih bujang. Dan pagi itu beliau meminta agar keberangkatan ditunda," jelasnya.
Sore harinya, setelah berdiskusi dengan keluarga besarnya, Rahman kembali menghubungi manajemen SFC dan menyatakan batal bergabung.
"Dia diminta untuk bermain di klub Kalimantan saja agar lebih dekat dengan ibu. Kita menghormati hal ini, apalagi saat berbicara melalui loud speaker ada kesedihan mendalam yang kita rasakan, walau sebenarnya sebelumnya izin sudah diberikan," tambahnya.
Terkait hal ini, Presiden Sriwijaya FC dan manajer tim juga menyatakan dapat menerima dan menghormati keputusan Abdul Rahman.
"Daripada nanti sudah ke Palembang dan kepikirn terus mengenai ibunya, jika terjadi sesuatu tentu tidak boleh menjadi penyesalan. Yang jelas komunikasi berjalan dengan baik dan kami sama-sama mendoakan yang terbaik kedepannya," pungkasnya. (Indra Pratesta)
Advertisement
Lanjutkan Membaca ↓