Pembalap MotoGP Waspadai Keangkeran Sirkuit Termas de Rio Hondo

Argentina menjadi negara di luar Eropa pertama yang menggelar MotoGP.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Apr 2017, 08:36 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2017, 08:36 WIB
Marc Marquez memenangkan MotoGP Argentina tahun lalu.
Marc Marquez memenangkan MotoGP Argentina tahun lalu. (AFP/Juan Mabromata)

Liputan6.com, Termas de Rio Hondo - Seri kedua MotoGP 2017 berlangsung di Argentina, Minggu (9/4/2017). Ini adalah kali ke-14 Negeri Tango menjadi tuan rumah kejuaraan balap motor.

Grand Prix Argentina merupakan seri pertama MotoGP yang digelar di luar Eropa. Sejak 2014, Sirkuit Termas de Rio Hondo menggantikan Sirkuit Oscar Alfredo Galvez yang menggelar balapan pada 1961 hingga 1999.

Sejumlah kalangan menilai Rio Hondo masuk dalam kategori menengah. Pada skala satu sampai lima, sirkuit ini memiliki tingkat kesulitan tiga.

Kepiawaian peserta dalam mengerem akan jadi penentu kesuksesan mereka menaklukkan sirkuti dengan panjang 4.805 meter itu. Tercatat ada delapan bagian di mana pembalap harus mengurangi kecepatan kendaraannya. Waktu pengereman bahkan masuk kategori cukup tinggi, yakni sekitar 31 persen dari keseluruhan durasi balapan.

Rio Hondo punya 14 tikungan, sembilan ke kanan dan lima ke kiri. Tantangan yang paling sulit untuk dilalui adalah tikungan kelima. Di sini pembalap MotoGP kadang terlena dengan trek lurus dan lupa melakukan pengereman.

Pemilihan Ban

Selain memahami struktur sirkuit, pemilihan ban juga akan menentukan keberhasilan pembalap. Valentino Rossi dan kawan-kawan patut memikirkan ini lantaran curah hujan cukup tinggi di sana.

Tahun lalu, sesi pemanasan terpaksa ditunda 30 menit lantaran air langit mengguyur deras membasahi arena pacuan kuda besi. Artinya, seri kedua MotoGP ini tidak kalah seru dari balapan pembuka di Sirkuit Losail, Qatar, dua pekan lalu. (David Permana)

Para pembalap MotoGP melahap salah satu tikungan di Sirkuit Termas de Rio Hondo pada ajang tahun lalu. (AFP/Juan Mabromata)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya