Liputan6.com, Malang - Hasil imbang yang didapat dari pertandingan Arema FC kontra Madura United nampaknya masih menyisahkan rasa kecewa di pihak tim tamu. Skuat Sappe Kerab sempat melakukan protes keras ketika terkena hukuman penalti dari wasit Asep Yandis.
Baca Juga
Keputusan wasit asal Karawang memberikan hadiah penalti bermula ketika terjadi kemelut di depan gawang Madura United. Terjadi duel perebutan udara di kotak penalti antara Arthur Cunha dan Peter Odemwingie.
"Bagi kami tidak penalti, karena kami melihat langsung, meskipun tidak sedekat wasit yang memimpin pertandingan. Tetapi, mau bagaimana lagi di dalam pertandingan wasit memiliki kuasa untuk memberikan penalti," ujar Pelatih Madura United, Gomes De Oliviera.
"Kami tidak mau komentar soal kinerja wasit. Tetapi bagaimana mental pemain saya tidak down dan tetap semangat," ungkap dia.
Di sisi lain, kekecewaan pun ditumpahkan dalam akun media sosial resmi Madura United di Instagram. Dalam foto itu tampak Presiden Klub Achsanul Qosasi sedang berada di ruang ganti bersama pemainnya.
"Apaapun yang terjadi di lapangan, apapun keputusan wasit kita hargai, jangan pernah mogok bertanding. Madura harus ksatria dan sportif. Memang menyakitkan apabila terjadi kejadian yang merugikan kita. Itulah sepak bola. Wasit adalah raja. Walaupun dia bersikap tidak adil, tapi kedudukannya adalah Pengadil. Wasitlah sang penguasa yang terkadang sewenang-wenang. Mereka sudah belajar tentang keadilan. Mereka sudah dididik tentang sportivitas dan ketidakberpihakan. Wasit adalah wakil Tuhan di lapangan, kita wajib menerima apapun keputusannya. Yang diuntungkan jangan jemawa, yang dirugikan cukup mengelus dada. Agar persahabatan kita tetap terjaga," tulis caption foto tersebut.
Advertisement