Liputan6.com, Kuala Lumpur - Nama Putri Aulia pantas mendapat julukan Ratu Sprint di kategori T13 pada ajang ASEAN Para Games XI 2017, Kuala Lumpur, Malaysia. Pasalnya, dari tiga nomor yang dipertandingkan, gadis asal Deli Serdang, Sumatra Utara, itu meraih ketiga emas dari nomor yang diikutinya.
Pada hari pertama cabang atletik ASEAN Para Games di Stadion Bukit Jalil, Senin (18/9/2017) lalu, dia menjadi yang tercepat ketika tampil dalam nomor lari 100 meter T13 putri. Aulia mencatat waktu 12,66 detik. Dia mengungguli rekan senegaranya Ni Made Arianti yang mencatatkan waktu 13.04 detik dan wakil Malaysia, Felicia dengan torehan 14.12 detik.
Baca Juga
Keesokkan harinya, lagu Indonesia Raya kembali berkumandang di Stadion Bukit Jalil lewat performa dara kelahiran 20 Agustus 1995 itu. Saat tampil di nomor 400 meter T13, Aulia menjadi yang tercepat dengan torehan 63,13 detik. Rivalnya di kategori 100 meter pun mendapatkan hasil yang sama seperti sehari sebelumnya.
Advertisement
Terakhir, Rabu (20/9/2017), Aulia menggenggam emas ketiganya saat tampil dalam nomor 200 meter T13 putri dengan catatan waktu 26,55 detik. "Alhamdulillah, itu memang sesuai target saya. Senang sekali rasanya karena ini penampilan perdana saya di ASEAN Para Games," ujar Aulia di Stadion Bukit Jalil, Kamis (21/9/2017).
Tentu saja, pernyataan Aulia tidak sesederhana kedengarannya. Aulia bercerita bahwa dirinya baru berkecimpung di dunia atletik pada 2016 lalu, atau tepatnya hanya setahun sebelum dia tampil untuk kali pertama di ajang lomba lari tingkat Asia Tenggara atlet difabel ini.
Bakat
Bakatnya ditemukan seorang pelatih yang memang tengah mencari bibit-bibit atlet difabel guna disalurkan ke tingkat nasional. Pada waktu itu, Aulia mengatakan jika dia masih berstatus mahasiswa semester akhir di Universitas Negeri Medan.
"Awalnya saya sempat ragu karena sebelumnya belum pernah ikut lomba-lomba lari. Paling pernah ketika sekolah dasar, pertandingan antar-sekolah atau pas 17-an. Namun, saya memutuskan ikut seleksi dan ternyata lolos," tutur dia.
Kariernya pun langsung melejit pesat setelah dia menembus pemusatan latihan daerah Sumatra Utara yang disiapkan untuk Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat lalu.
Hasilnya, ketika bertanding di Peparnas Jawa Barat, Aulia langsung mendapatkan empat medali emas sekaligus. Prestasi tinggi itu membuat dia dilirik Komite Paralimpiade Nasional (NPC) dan akhirnya Aulia bisa bertanding di ASEAN Para Games ke-9 di Malaysia.
Tiga medali emasnya di tingkat Asia Tenggara pun mengharumkan nama bangsa. "Rasanya luar biasa bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya, melihat Bendera Merah Putih di posisi tertinggi di antara bendera negara lain di negeri orang. Itu semua susah diungkapkan dengan kata-kata," ucap Aulia.
Kategori T13 dipentas ASEAN Para Games merupakan kompetisi untuk para atlet berpenglihatan terbatas ("low vision") dengan jarak maksimal enam meter. Sedangkan Aulia hanya mampu melihat objek dengan jarak maksimal sekitar satu meter. "Ini memang dari lahir, keturunan," aku Aulia.
Advertisement
Sejak Lahir
Aulia juga berkisah jika kondisi yang sama pun dialami ibu dan adik laki-lakinya. Dokter sudah memvonis bahwa penglihatannya tidak bisa dipulihkan baik dengan kacamata maupun operasi. Meski demikian, dengan rasa keoptimisan di tengah keterbatasan, Aulia mampu menembus batas dengan menjadi sang juara.
"Dokter pernah bilang sudah kena saraf, jadi susah. Sudah kena mata malas (ambliopia) juga," tutur Putri, yang menyebut dirinya baru memeriksakan mata saat sekolah dasar dan langsung diberikan kacamata minus dua.
Namun, kekurangan itu tidak dijadikannya penghalang meraih kesuksesan. Dengan dukungan dari keluarga, Aulia mampu menyelesaikan pendidikannya hingga meraih gelar Sarjana Pendidikan dari Universitas Negeri Medan pada Mei 2017 lalu, sekaligus Ratu Lintasan atlet difabel di Asia Tenggara untuk kategori T13.
"Penting bagi kita untuk menerima semua keterbatasan pada diri. Saya sendiri belum berhenti sampai di sini. Target saya bisa ikut di Asian Para Games 2018 di Indonesia dan semoga bisa menembus Paralimpiade Tokyo tahun 2020," target selanjutnya perempuan yang tinggal di Kelurahan Sei Rotan, Percut Sei Tuan, Deli Serdang itu.