Liputan6.com, Manchester - Sudah dua kali penyerang Manchester United (MU), Romelu Lukaku menjadi korban pelecehan. Ironisnya, yang melakukan hal tersebut adalah suporter MU sendiri. Nyanyian berupa ejekan terus diterima pemain asal Belgia itu.
Baca Juga
Advertisement
Kasus pelecehan pertama didapat MU saat menjamu Everton pada pekan kelima Liga Inggris 2017/2018 di Old Trafford. Insiden itu terungkap dari video yang muncul di jejaring sosial. Terlihat sebagian kecil suporter MU menyanyikan sebuah lagu yang dinilai mengandung rasisme.
Meski sudah dikecam, faktanya hal itu kembali diterima Lukaku saat MU melawat ke markas Southampton pada pekan keenam Liga Inggris di St Mary's Stadium, Sabtu (23/9/2017). Padahal, saat itu Lukaku menjadi pahlawan dengan mencetak gol tunggal kemenangan.
Mino Raiola sebagai agen Lukaku pun angkat bicara. "Dia (Lukaku) ingin lagu itu berhenti dinyanyikan. Mereka lebih banyak berbicara soal lagunya ketimbang sepak bola," tegas Raiola seperti dilansir Goal.
Sebelumnya, usai laga, manajemen MU merilis pernyataan yang mengatakan bahwa mereka akan mencari pendukung yang "tidak menghormati" permintaan Lukaku untuk tidak menyanyikan lagu tersebut.
"Manchester United memiliki sikap tanpa toleransi terhadap nyanyian dan perilaku yang menyinggung. Klub juga sedang berdiskusi dengan polisi dan telah meminta rekaman CCTV dari Southampton dan akan mencoba mengidentifikasi mereka yang tidak menghormati keinginan pemain untuk tidak menyanyikan lagu itu," tulis pernyataan MU.
Â
Mengherankan
Perlakukan yang didapat Lukaku itu memang cukup mengherankan. Padahal, ia menjadi pemain yang paling berkontribusi di balik start hebat MU.
Dari delapan laga di semua kompetisi, pemain berusia 24 tahun itu sudah mengemas delapan gol. Tentu, sangat disayangkan, jika dia sampai memutuskan hengkang hanya karena masalah rasialis ini.
Advertisement