Liputan6.com, Bandung - Duel Persija Jakarta melawan Persib Bandung dikenal sebagai pertarungan sengit antara dua tim besar di Indonesia. Rivalitas panas tidak hanya terjadi di dalam lapangan, namun hingga luar lapangan yang melibatkan para pendukung. Tidak sedikit korban luka bahkan tewas akibat perseteruan tersebut.
Musim ini menjadi titik balik hubungan antara Bobotoh dan The Jakmania terutama setelah meninggalnya Ricko Andrean. Bobotoh ini meninggal saat berusaha menyelamatkan The Jakmania saat menyakisakan duel bertajuk El Clasico Indonesia di Stadion GBLA beberapa waktu lalu. Kini, kata damai terus dikumandangkan demi bersatunya kembali kedua suporter.
Advertisement
Baca Juga
Asisten pelatih Persib Bandung, Herrie Setyawan berharap kesepakatan damai bisa benar-benar terwujud.
"Harapan yah pasti semua masyarakat bola ingin damai, rivalitas hanya terjadi di lapangan. Di luar lapang kita saudara. Kita sama-sama Indonesia dan harus bersatu," kata Herrie, Rabu (1/11/2017).
"Mudah-mudahan semua bisa mengerti, boleh mendukung timnya tapi harus dewasa, rivalitas hanya di lapangan saja."
Sejak menjadi pemain di era 90-an, Herrie menjelaskan laga Persib melawan Persija menjadi salah satu duel paling sengit dan menyita emosi serta tenaga.
"Pastinya keduanya eks perserikatan dan membawa kedaerahannya itu yang jadi menarik. Semoga kita bisa bermain baik," jelasnya.
Alasan Keamanan
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah (Jateng) melarang suporter Persib Bandung, Bobotoh datang ke Stadion Manahan Solo, 3 November mendatang. Stadion Manahan merupakan venue pertandingan Persib kontra Persija Jakarta.
Polda Jateng memberikan larangan dengan alasan keamanan. Imbauan tersebut dikeluarkan Polda Jateng melalui surat bernomor B/10314/X/2017/Ditintelkam.
Dikutip dari laman resmi Persib, surat tersebut ditandatangani Kapolda Jateng, Drs. Condro Kirono, MM. M. Hum pada Selasa (31 Oktober 2017). Dalam surat tersebut, ada empat poin mengenai larangan Bobotoh hadir di Stadion Manahan.
Advertisement