Liputan6.com, Bekasi - Pelatih Bhayangkara FC Simon McMenemy berharap sepak bola Indonesia bisa lebih berkualitas lagi di musim depan. Setelah berjuang membawa BFC juara Liga 1 2017, dia ingin operator dan PSSI lebih disiplin dalam menegakkan regulasi kompetisi.
Bhayangkara FC dinobatkan sebagai juara Liga 1 Minggu (12/11/2017) di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi. Meski kalah 1-2 dalam laga penutup melawan Persija Jakarta, The Guardian unggul secara head-to-head dari pesaing terdekatnya, Bali United.
"Kami banyak belajar dari liga ini. Ada hal-hal yang tak seharusnya terjadi di sini dan ke depan hal tersebut tidak boleh terulang," ucap McMenemy kepada Liputan6.com usai pertandingan.
Advertisement
McMenemy juga berharap musim depan tak ada lagi kerusuhan dalam sepak bola. Kerusuhan bisa dihindari jika seluruh pihak bisa mengikapi hasil pertandingan secara dewasa.
"Jangan ada lagi perkelahian di stadion. Itu bukan sepak bola, tapi yang lainnya," tutur pelatih asal Skotlandia tersebut.
Kekurangan
Selama 34 pekan menukangi Bhayangkara FC, McMenemy mencatat satu kekurangan dari sepak bola Indonesia. Federasi dinilainya tak konsisten menerapkan regulasi, salah satunya pembatasan usia pemain di Liga 1.
Regulasi pemakaian tiga pemain U-23 ditangguhkan PSSI sejak 3 Juli 2017. McMenemy kecewa karena demi menaati pembatasan usia pemain dia harus mengubah strategi di tengah jalan.
Advertisement
Komentar
"Saya rasa semua elemen di sepak bola ini harus lebih disiplin. Peraturan jangan berubah-ubah. Kalau Anda ingin pemain U-23, bisa diterima. Jangan suka berganti peraturan mendadak karena sebagian orang sudah bertarung matian-matian, sebagian yang lain tidak," ucapnya.
"Itulah mengapa kami bisa memenangkan liga, karena tim ini punya kedisiplinan," ucap McMenemy.