Jakarta - Duel PSMS Medan versus Persija Jakarta pada semifinal Piala Presiden 2018, Sabtu (10/2/2018) di Stadion Manahan, Solo, akan menjadi pertemuan era baru bagi Djadjang Nurdjaman dan Stefano Teco.
PSMS sebagai tim promosi ibarat kekuatan baru yang belum diketahui Persija karena kedua tim belum pernah bertemu dalam ajang resmi semenjak PSMS terdegradasi.
Advertisement
Baca Juga
- Andik Vermansah Pakai Kaus Bonek saat Resmi Gabung Kedah FA
- PSMS Vs Persija: Drama Juara Bersama dan Tawuran di Final Perserikatan 1975
- Madura United Tak Ingin Pilih Lawan di Piala Gubernur Kaltim
Dalam empat laga sebelumnya di babak penyisihan dan perempat final, PSMS dikenal memiliki permainan spartan dengan mengandalkan kecepatan pemain muda seperti Frets Butuan dan Antony Putro Nugroho. Nama terakhir dipastikan absen karena mengalami cedera.
Salah kekuatan PSMS yang sangat menonjol adalah lini belakang. Kolaborasi kiper Abdul Rohim, lalu dibentengi Amarzukih, Reinaldo Lobo, Muhammad Roby, dan Jajang Sukmara, yang sejauh ini tampil solid dan sulit ditembus tim lawan.
Selain itu, Djanur juga memiliki nama-nama yang bagi pelatih Persija belum familiar, seperti Alwi, Sadney Urikhob; Frets Butuan, dan Wilfried Yessoh N'Guessan.
Menghadapi Persija, Djanur mengaku akan mengubah taktik saat menghadapi Ismed Sofyan dkk. Secara khusus, Djanur memberikan perhatian kepada bomber Macan Kemayoran, Marko Simic yang sejauh ini mengoleksi lima gol.
Dalam laga nanti, Lobo dan M. Roby yang tampil cukup solid dipastikan tak akan memberi ruang bagi Simic. Simic juga akan menghadapi ketangguhan Abdul Rohim di bawah mistar gawang.
"Level Persija di atas kami, tapi kami punya keuntungan karena bisa tampil tanpa beban," kata Djanur.
Sementara itu, Sementara, Stefano Teco memiliki skuat yang solid dan deretan pemain berpengalaman, mulai Bepe, Ismed Sofyan, Rezaldi Hehanussa, Asri Akbar, Gunawan Dwi Cahyo, dan Maman Abdurrahman.
Walau tak berambisi di turnamen ini karena fokus ke Piala AFC, Teco menilai Persija memiliki kans tampil di final. Apalagi, Persija masuk dalam tim kuat pada semifinal, dengan mencetak 10 gol dan kebobolan empat.
Kedua pelatih sebenarnya memiliki satu kesamaan. Pada awal Liga 1 musim lalu, Teco dan Djanur sama-sama berada dalam situasi sulit. Djanur yang menangani Persib mendapat tekanan cukup tinggi setelah timnya stagnan pada awal musim.
Stefano Teco juga mengalami nasib serupa, bahkan ia sudah diminta mundur oleh The Jakmania. Perjalanan kedua pelatih ini berbeda pada putaran kedua Liga 1.
Djanur memilih mundur dari Persib. Sementara Stefano Teco bertahan dan sukses membalikkan keadaan. Pelatih asal Brasil ini membawa tim Macan Kemayoran ke posisi empat besar, sekaligus mendapat kesempatan tampil di Piala AFC 2018.
Kini, Djanur dan Teco akan kembali beradu. Bedanya, Djanur dengan skuat baru, satu-satunya tim kuda hitam yang melenggang ke semifinal. Djanur juga menjadi satu-satunya pelatih yang mengantarkan tim ke semifinal pada tiga edisi Piala Presiden.