Alasan Tech 3 Tinggalkan Yamaha di MotoGP 2019

Tech 3 mendapatkan sesuatu yang belum pernah didapatkan sejak gabung Yamaha usai dapatkan tawaran baru di MotoGP 2019.

oleh Defri Saefullah diperbarui 23 Feb 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2018, 09:00 WIB
Johann Zarco
Johann Zarco dan Tech 3 tak akan lagi menggunakan motor Yamaha di MotoGP 2019 (MOHD RASFAN / AFP)

Liputan6.com, Bologna - Tech 3 memutuskan untuk tidak lagi memakai motor Yamaha pada MotoGP 2019. Keputusan ini cukup mengejutkan karena diumumkan justru setelah mereka mengikat pembalap asal Malaysia, Hafiz Syahrin.

Tech 3 punya alasan kuat untuk tinggalkan Yamaha. Menurut bos Tech 3, Herve Poncharal, mereka mendapatkan tawaran menarik yang sebelumnya belum pernah didapatkan sejak gabung Yamaha di MotoGP.

Kabarnya, Tech 3 merapat dengan tim KTM. Tim asal Austria ini memberikan penawaran menarik sehingga membuat Tech 3 tergiur dan meninggalkan Yamaha.

"Kami sudah diberi sebuah tawaran, itu termasuk sesuatu yang sudah kami tunggu-tunggu sejak kami membentuk Tech2 dan saya tak bisa bilang tidak," ujar Poncharal seperti dikutip crash.

Pindahnya Tech 3 membuat posisi tim satelit Yamaha bakal kosong di musim depan. Ini membuka spekulasi Tim VR46 milik Valentino Rossi bakal masuk sebagai pengganti posisi tim satelit Yamaha di MotoGP.

Terlalu Cepat

Sky VR46 Racing Team
Tim VR46 bakal gabung dengan Yamaha? (Sky VR46 Racing Team)

Meski begitu, bergabungnya VR46 sebagai tim satelit Yamaha pada 2019 dinilai terlalu cepat. Apalagi jika Rossi masih membalap untuk Movistar Yamaha.

Selain VR46, Marc VDS yang saat ini memakai motor Honda juga dikabarkan tertarik untuk mengisi posisi tim satelit Yamaha.

Meski berpisah, Poncharal mengaku, kerja sama selama 20 tahun antara Tech3 dan Yamaha begitu bermakna. Dia mengaku kesulitan untuk menggambarkannya.

"Untuk meringkas kerja sama 20 tahun antara Tech 3 dan Yamaha dalam kata sungguh misi yang sulit," ujarnya.

Memori Indah

Johann Zarco
Pebalap Yamaha Tech 3, Johann Zarco. (Twitter/Yamaha Tech 3)

Poncharal mengatakan, semua hal yang terjadi selama kerja sama sangat indah. Dia masih mengenang masa-masa dia pertama kali bos Yamaha, Mr Lio pada 1998.

"Ini sudah menjadi perjalanan yang luar biasa secara bersama. Semua yang bisa saya ingat hanya memori fantastis, hasil luar biasa dan atmosfer menarik," ujarnya.

"Tentu akhiri kerjasama menjadi keputusan besar buat saya. Yang bisa saya katakan hanya ucapan terimakasih yang sangat besar kepada Yamaha, Mr Tsuji, Mr Tsuya, Mr Jarvis, Mr Nakajima dan semua yang mendukung kami."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya