Penonton Teriakkan Nama Indra Sjafri, Pelatih Timnas Indonesia U-19 Samakan Dirinya dengan Jose Mourinho

Timnas Indonesia U-19 kalah telak 1-4 dari Jepang U-19.

oleh Muhammad Adiyaksa diperbarui 27 Mar 2018, 05:30 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2018, 05:30 WIB
Luis Milla
Pelatih Timnas Indonesia U-19, Bima Sakti (kiri) tidak peduli dengan teriakkan nama Indra Sjafri. (Bola.com/Asprilla Dwi Adha)

Liputan6.com, Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia U-19, Bima Sakti tidak peduli dengan teriakan para penonton saat timnya melakoni uji tanding melawan Jepang U-19. Sebagian besar pendukung yang hadir di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, menyebutkan nama Indra Sjafri.

Sayup-sayup nama Indra terdengar setelah Timnas Indonesia U-19 takluk dari Jepang U-19 1-4, Minggu (25/3/2018). Para penonton yang hadir sepertinya tidak puas dengan racikan Bima terhadap tim berjuluk Garuda Nusantara ini.

Indra merupakan mantan pelatih Timnas Indonesia U-19 sebelum kontraknya tidak diperpanjang PSSI pada Desember 2017. Federasi sepak bola Indonesia itu lebih memilih Bima, yang notebene merupakan asisten pelatih Timnas Indonesia U-23 dan senior.

Bima merasa tidak perlu khawatir dengan sentilan dari pendukung Timnas Indonesia U-19. Bahkan, ia menyebut, pelatih sekaliber Jose Mourinho, yang kini menangani Manchester United, pernah mengalami tekanan seperti dirinya saat ini.

"Saya tidak ambil pusing teriakan penonton, pelatih sekelas Jose Mourinho pun pernah merasakannya," ujar Bima

Enggan Berdalih

Timnas Indonesia U-23, Timnas Indonesia, Bima Sakti, Bola.com
Bima Sakti enggan mencari kambing hitam kekalahan Timnas Indonesia U-19 dari Jepang U-19. (Bola.com/Nick Hanoatubun)

Kekalahan telak Timnas Indonesia U-19 dari Jepang U-19 tidak membuat Bima mencari kambing hitam. Eks asisten pelatih Persiba Balikpapan ini justru banyak belajar dari partai perdananya melatih Garuda Nusantara.

"Kami memang kalah, tapi dari kekalahan ini kami bisa belajar untuk bagaimana ke depannya. Kami baru berkumpul dan langsung menghadapi Jepang, tapi tidak masalah. Ini menjadi pelajaran untuk tahu di mana kekurangan kami," kata Bima.

"Saya berharap bisa dapat lawan lebih berat lagi, tidak apa-apa. Kalau bisa lawan dari negara Arab, dari situ kami bisa berkembang. Mungkin kalau lawan Kamboja atau Brunei Darussalam, mohon maaf, kami tidak bisa melakukan evaluasi. Melawan Jepang ini justru kami dapat banyak evaluasi," tutur arsitek berusia 42 tahun itu.

Harapan Bima

Bima berharap Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan dapat mengambil pelajaran berharga dari Jepang U-19. Apalagi, Garuda Nusantara masih memiliki waktu tujuh bulan lagi untuk memperbaiki tim menjelang mengikuti Piala Asia U-19 2018 pada Oktober mendatang.

"Harapan saya pemain bisa mengambil pelajaran berharga dari pertandingan ini. Kami masih ada waktu, persiapan kami masih lama dan akan terus kami lakukan evaluasi. Kami masih mencari hubungan erat antara pemain di sisa waktu ini. Ini suatu proses yang harus dilakukan agar kami bisa tampil lebih baik lagi ke depannya," kata Bima.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya