Liputan6.com, Jakarta - Mohamed Salah sempat memberikan harapan besar bagi Mesir di Piala Dunia 2018, yang mulai digelar malam ini di Rusia. Tampil sebagai top scorer kualifikasi Piala Dunia zona Afrika dengan lima gol, Salah sukses membawa Mesir merajai Grup E fase kualifikasi.
Ini seiring dengan kiprah gemilangnya bersama Liverpool, di mana dia mencetak total 44 gol sepanjang musim. Salah pun sukses membawa The Reds ke final Liga Champions.
Advertisement
Baca Juga
Tak pelak, di Rusia, tempat Piala Dunia 2018 digelar, Salah pun dipercaya bisa membawa Mesir berprestasi di ajang sepak bola terakbar empat tahunan itu. Sedangkan, Mesir akan jadi "kuda hitam" yang menakutkan.
Harapan itu memang sangat besar. Maklum, sejauh ini, Mesir belum pernah berprestasi di World Cup. Dari dua perhelatan yang mereka ikuti, 1934 dan 1990, mereka selalu masuk kotak. Kiprah gemilang Salah pun memberi angin segar.
Hingga datanglah bencana itu. Salah mengalami cedera bahu saat membela Liverpool di final Liga Champions lawan Real Madrid, akhir Mei lalu. Cedera yang serius, Salah pun divonis harus absen tak kurang dari dua bulan.
Harapan Mesir akan kiprah gemilang Salah di Piala Dunia 2018 pun terganggu.
Hingga saat ini, kehadiran Salah di laga pertama Mesir di Grup A, Piala Dunia 2018 lawan Uruguay, Jumat (15/6) masih belum bisa dipastikan. Salah memang sudah mulai berlatih menggiring bola. Namun, untuk berharap bisa dia mencetak gol ke gawang Uruguay, rasanya masih terlalu dini.
"Kondisinya bertahap mulai membaik. Kami berharap ia akan bisa tampil pada pertandingan tersebut," kata Eham Lehita, seorang petinggi federasi sepak bola Mesir.
Janji Salah
Salah sendiri bukan tak tahu dirinya sangat diharapkan. Mantan pemain AS Roma dan Chelsea ini pun siap berjuang untuk negaranya.
"Saya berjanji akan melakukan yang terbaik di Piala Dunia untuk mewujudkan mimpir Mesir," ujar Salah. "Saya sudah merasa sangat lebih baik. Semoga saya bisa tampil lawan Uruguay."
Jika Salah bisa fit lagi, memang bukan tak mungkin Mesir bisa melangkah lebih jauh. Sebab, di Grup A, selain Uruguay, Mesir "hanya" akan bersaing dengan Arab Saudi dan tuan rumah rumah Rusia.
Di atas kertas, jika Salah bisa kembali menembukan permainan terbaiknya, bukan tak mungkin Mesir mencetak sejarah: lolos untuk pertama kalinya dari fase grup. Status mereka sebagai "kuda hitam" pun patut diperhitungkan.
Advertisement
Momok Kroasia
Selain menantikan juara baru, perhelatan akbar seperti Piala Dunia juga selalu menunggu kejutan dari tim-tim "kuda hitam" seperti Mesir. Dalam setiap penyelenggaraan, selalu muncul "kuda hitam" yang mampu menjegal langkah tim-tim unggulan.
Dan, di Rusia, Mesir tentu bukan satu-satunya tim yang berpotensi jadi kuda hitam menakutkan. Di Grup D, Kroasia sepertinya juga bisa jadi momok tersendiri. Terutama bagi Argentina, sang unggulan.
Sejauh ini, Kroasia memang belum pernah jadi juara. Namun, tim yang kini diasuh Zlatko dalic ini cukup berpengalaman tampil di Piala Dunia. Sejak berpisah dari Yugoslavia, mereka sudah empat kali berpartisipasi: 1998, 2002, 2006, dan 2010.
Paling bagus, prestasi mereka saat tampil di Piala Dunia 1998 di Prancis. Ketika itu, mereka melaju hingga semifinal sebelum akhirnya dikalahkan tuan rumah yang kemudian jadi juara.
Di Rusia, Kroasia juga bukan tak mungkin kembali bikin kejutan. Dengan materi pemain yang penuh talenta, Kroasia jelas bisa menyulitkan Argentina, Nigeria, dan tim debutan Islandia, pesaing mereka di Grup D.
Mereka punya barisan gelandang yang kreatif, kuat dalam menyerang dan bertahan. Sebut saja Luka Modric, Mateo Kovacic dan Ivan Rakitic. Sementara di lini depan, ada Mario Mandzukic dan Ivan Perisic yang sangat bisa diandalkan.
Hanya memang, di Grup D, Kroasia juga harus bersaing dengan sesama "kuda hitam", Islandia. Sukses gemilang Islandia di kualifikasi jadi bukti betapa mereka bisa jadi lawan setimpal bagi Kroasia.
Kebetulan, keduanya juga berada satu grup di kualifikasi. Dari dua pertandingan, keduanya saling mengalahkan. Kroasia menang 2-0 saat kandang dan kalah 0-1 saat tandang.
Hanya memang, jam terbang minim di ajang besar seperti Piala Dunia, bisa jadi kendala bagi Islandia.
Kesempatan Kolombia
Jika Islandia terkendala jam terbang minim, tidak demikian halnya dengan Kolombia. Salah satu wakil dari Amerika Latin ini sudah lima kali tampil di Piala Dunia. Hanya memang, sejauh ini, prestasi mereka tak pernah lebih dari perempat final.
Tahun ini adalah kesempatan bagus bagi Kolombia untuk unjuk gigi. Pasalnya, "Los Cafeteros" saat ini masih diisi oleh pemain-pemain generasi Emas, yang empat tahun lalu sempat membuat kejutan di Piala Dunia Brasil dengan menembus perempat final.
Sebut saja James Rodriguez yang terus menjulang performanya di Bayern Muenchen. Mereka juga masih punya penyerang kugiran, Radamel Falcao, gelandang Juan Cuadrado, Davinson Sanchez dan Luis Muriel.
Dia luar itu, masih ada tim-tim kuda hitam tradisional yang kerap jadi ancaman tim besar di setiap keikutsertaan mereka. Sebut saja Belgia, Polandia, Denmark, termasuk Portugal dengan Cristiano Ronaldo.
Advertisement
Pembuktian Afrika
Sementara dari Afrika, ada Senegal dan Nigeria yang punya potensi "merusak" peta persaingan di Rusia.
Senegal pernah membuat kejutan besar di Piala Dunia 2002. Datang sebagai tim debutan, mereka sukses melaju hingga perempat final sebelum ditumbangkan Turki.
Sementara Nigeria sangat berpengalaman tampil di Piala Dunia. Sejak 1994, mereka hanya absen pada 2006, saat Piala Dunia digelar di Jerman.
Nah, bagaimana kiprah mereka di Rusia?
Saksikan video pilihan di bawah ini