Piala Dunia 2018: Sukses Kroasia adalah Pembuktian Negara Kecil

Rodgers jadikan Kroasia sebagai contoh negara kecil yang bisa meraih kesuksesan di Piala Dunia 2018.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 13 Jul 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2018, 21:00 WIB
Yuri Cortez, Kroasia, Piala Dunia 2018
Foto bidikan Yuri Cortez saat Mario Mandzukic menolong dirinya usai selebrasi gol pada semifinal Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Moskow, (11/7/2018). Yuri jatuh saat perayaan gol skuat Vatreni tersebut. (AFP/Yuri Cortez)

Liputan6.com, Glasgow - Sukses Timnas Kroasia melaju ke final Piala Dunia 2018 adalah sebuah kejutan besar. Pasalnya, ini adalah kali pertama negara pecahan Yugoslavia itu tampil di laga puncak pesta sepak bola dunia empat tahunan tersebut.

"Kroasia harus jadi pembuka mata yang nyata bagi banyak negara. Saya sangat terkesan dengan mereka, tidak hanya Kroasia, lihatlah populasi Uruguay yang juga sangat kecil. Orang-orang akan melihat negara seperti Jerman dan Brasil. Tapi jika Anda negara kecil, ada baiknya melihat Kroasia dan Uruguay," ujar pelatih Celtic, Brendan Rodgers, dikutip The Celtic Star.

Sebelum di Piala Dunia 2018, penampilan terbaik negara pecahan Yugoslavia itu diperlihatkan pada edisi 1998. Saat itu, mereka mampu menembus semifinal dan mengakhiri kompetisi di peringkat ketiga. Setelah itu, mereka hanya mampu dua kali tampil di Piala Dunia.

Namun, perjalanan mereka tak begitu mengesankan. Di Piala Dunia 2002, 2006, dan 2014, mereka selalu terhenti di fase grup. Karenanya, tak banyak yang menjagokan Kroasia di Rusia. Apalagi, negara yang berpopulasi 4.154.200 penduduk itu masuk kelompok yang sangat sulit.

Mereka menempati Grup D Piala Dunia 2018 bersama Argentina, Nigeria, dan tim penuh kejutan, Islandia. Hebatnya, tim berjuluk Vatreni itu mampu melewati persaingan dengan meraih tiga kemenangan. Mereka pun keluar dari Grup D sebagai juara.

 

Tantangan Berat

Yuri Cortez, Kroasia, Piala Dunia 2018
Ivan Rakitic (2kanan) berbincang dengan Yuri Cortez usai selebrasi gol pada semifinal Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Moskow, (11/7/2018). Yuri jatuh saat perayaan gol skuat Vatreni tersebut. (AFP/Jewel Samad)

Perjalanan yang jauh lebih melelahkan harus dijalani Kroasia di fase knock out. Itu karena mereka harus melewati tiga laga fase gugur dengan bermain 120 menit. Di 16 besar, mereka menyingkirkan Denmark lewat adu penalti. Begitu pula saat mereka mendepak tuan rumah Rusia di 8 besar.

Mencapai semifinal, mereka harus bertemu salah satu tim yang difavoritkan, Inggris. Meski jadi underdog, Dewi Fortuna ternyata memihak kepada mereka. Hadangan Inggris pun dilewati dengan kemenangan 2-1 di babak tambahan.

Pada final Stadion Luzhniki, Moscow, Minggu (15/7/2018), tantangan lebih berat akan dihadapi anak asuh Zlatko Dalic. Mereka akan menghadapi Prancis yang melewati semua rintangan sejak fase grup dengan cara meyakinkan.

Jadi Inspirasi

Meski begitu, tak semestinya pula Kroasia berkecil hati. Itu karena mereka memiliki materi pemain yang tak kalah meyakinkan. Saat ini Kroasia diperkuat pemain-pemain seperti Mario Mandzukic, Luka Modric, Ivan Perisic, Mateo Kovacic, Ivan Rakitic, hingga Dejan Lovren.

"Secara konsisten kini Kroasia, setelah beberapa tahun, menghasilkan tim yang memenuhi syarat dan sekarang mereka ada di final Piala Dunia. Saya sangat terkesan dengan itu untuk negara yang sangat kecil. Mereka telah menghasilkan banyak pemain hebat," kata Rodgers.

"Ini harus memberikan inspirasi bagus untuk negara-negara seperti Skotlandia karena mereka menunjukkan bahwa hal itu bisa dilakukan. Saya belum mempelajarinya secara pribadi. Ini bukan kebetulan. Mereka jelas memiliki semangat untuk bertarung," mantan pelatih Liverpool itu menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya