Jakarta - Pada beberapa tahun terakhir, Chelsea menjadi satu di antara klub raksasa Inggris yang mengirim para pemainnya ke klub lain. Para pemain tersebut tak dijual, melainkan berstatus 'sekolah' alias dipinjamkan.
Faktor usia muda, minim pengalaman dan persaingan internal yang ketat, menjadi alasan dari program 'loan' Chelsea ke klub lain. Saat ini, Chelsea sudah meminjamkan 40 pemain ke klub lain di area Eropa.
Baca Juga
Sejarah Bek Timnas Indonesia Jay Idzes di Liga Italia 2024: Napoli Bangkit Bersama Antonio Conte, Tim Papan Atas Alami Kesulitan
Media Korea Selatan Bandingkan Naturalisasi Pemain Keturunan di Indonesia dan Malaysia: Beberapa Sukses, Beberapa Tidak
Napoli Hanya Menang 1-0 Melawan Jay Idzes dan Timnya, Bikin Antonio Conte Ketar Ketir
Beberapa negara menjadi incaran Chelsea untuk menyekolahkan para pemain. Selain kawasan Inggris Raya, area Bundesliga, Ligue 1, La Liga sampai Liga Belgia menjadi lokasi bagi Chelsea memberi tambahan jam terbang bagi para pemain.
Advertisement
Uniknya, beberapa pemain berstatus pinjaman tersebut justru tampil moncer. Hal itu mengingatkan publik terhadap apa yang pernah diperlihatkan Romelu Lukaku, Mohamed Salah dan Kevin de Bruyne, yang makin cemerlang saat berstatus pinjaman di klub lain.
Kini, beberapa pemain memiliki potensi menjadi bintang, termasuk yang paling menonjol adalah Ruben Loftus-Cheek. Pemain ini bersinar musim lalu bersama Crystal Palace, dan mendapat anugerah terpilih dalam skuat Inggris di Piala Dunia 2018.
Sayang, begitu kembali ke Chelsea, Loftus-Cheek belum mampu tampil menawan lagi. Namun, di luar sana, beberapa pemain pinjaman milik Chelsea menjadi magnet. Berikut ini 11 pemain, sesuai aturan starting XI, para pemain yang dipinjamkan Chelsea dan mampu tampil cemerlang:
Â
Jamal Blackman (Kiper / Leeds United)
Saat ini Chelsea memiliki empat kiper yang berstatus pinjaman di klub lain. Eduardo menjadi yang tertua, yakni berusia 35 tahun, dan kini berkostum Vitesse, lalu Bradley Collind bersama Burton Albion, plus Nathan Baxter di Yeovil Town.
Satu yang paling menyita perhatian adalah Jamal Blackman. Ia memerkuat Leeds United, tim yang berkiprah di jagad Championship Division. Ia sudah melakoni debut pada bulan lalu saat tampil di panggung Piala Liga Inggris kontra Bolton Wanderers.
Sosok Blackman dianggap bakal cemerlang, dan diprediksi musim depan akan kembali ke Stamford Bridge. Modal pemuda berusia 24 tahun ini cukup bagus, yakni postur 199 cm dan kecepatan reaksi.
Â
Advertisement
Ola Aina (Bek / Torino)
Ola Aina sudah pernah merasakan atmosfer tiga pertandingan bersama Chelsea di pentas Premier League. Sayang, ia gagal tampil konsisten, sehingga tersingkir.
Namun, ia justru cemerlang saat berada di luar Stamford Bridge, dan musim lalu menjadi pembuktian saat sukses bersama Hull City. Kini, Ola Aina pindah ke Italia bersama Torino. Bersama rival sekota Juventus tersebut, Ola Aina memiliki kapasitas menjadi pemain inti.
Â
Kurt Zouma (Bek / Everton)
Tak ada keraguan terkait kualitas seorang Kurt Zouma. Ia menjadi satu di antara bek yang berpenampilan konsisten. Sebenarnya, ia sempat mendapat angin segar kala banyak publik memprediksi dirinya akan menggantikan peran John Terry.
Sayang, inkonsistensi menjadi masalah besar bagi Zouma. Akibatnya, ia akrab dengan status pemain pinjaman. Pada musim lalu, ia berkostum Stoke City, dan kini bergabung dengan Everton.
Bagi Manajer Everton, Marcos Silva, keberadaan Zouma bisa menambah daya tahan lini belakang timnya. Ia berharap Zouma bisa tampil bagus sepanjang musim.
Â
Advertisement
Tomas Kalas (Bek / Bristol City)
Tomas Kalas menjadi satu di antara pemain Chelsea yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan status pinjaman. Pada musim ini, ia bergabung dengan Bristol City. Lagi-lagi, Kalas kalah bersaing dengan sederet bek senior yang berada di tim utama The Blues.
Nasib Kalas tak pernah membaik sejak bergabung dengan Chelsea pada tahun 2010. Awal musim ini, performa Kalas tergolong stabil dan menjadi bagian penting dari pola permainan Bristol City.
Â
Baba Rahman (Bek Kiri / Schalke 04)
Banyak pihak terkejut dengan status Baba Rahman yang masih menjadi pemain Chelsea. Pemain asal Ghana ini bergabung dengan Si Biru dari London pada 2015 dengan banderol 14 juta euro.
Sayang, performanya tak pernah maksimal di era Jose Mourinho, dan membuatnya tak bisa mendapat banyak menit bermain. Ia pun gagal membuat Antonio Conte jatuh cinta, sehingga membuatnya tersingkir ke Schalke.
Pada musim ini, Baba Rahman menjalani musim ketiga dengan status pinjaman di klub asal Jerman tersebut. Ia menjadi pemain yang berkembang, meski banyak pihak menilai sang pemain tak akan pernah punya kesempatan kembali lagi ke Chelsea.
Â
Advertisement
Charly Musonda (Gelandang Serang / Vitesse)
Tak ada keraguan tentang talenta Charly Musonda. Dia cepat, agresif dan punya daya jelajah tinggi sebagia seorang gelandang serang atau winger. Sayang, hal itu justru membuatnya memiliki karier yang pendek bersama Chelsea.
Charly Musonda hannay tampil dalam tujuh pertandingan bersama Chelsea di seluruh kompetisi pada paruh pertama musim lalu. Ia sempat mencetak gol pertama ke Nottingham Forest di pentas Piala Liga Inggris.
Sayang, ia tersingkir dan memilih berkostum Celtic pada Januari 2018. Kini, ia menjadi satu di antara bintang Vitesse. Berusia 21 tahun, Charly Musonda dianggap masih memiliki prospek kembali ke Chelsea.
Â
Tiemoue Bakayoko (AC Milan)
Musim lalu menjadi satu di antara momen bagi Tiemoue Bakayoko yang tak mungkin terlupakan. Dia bergabung bersama Chelsea dengan nilai 40 juta pounds, atau nyaris bernilai Rp640 miliar. Sayang, ia tak maksimal dan gagal menjadi bagian dari starting XI Chelsea.
Saat ini, AC Milan menjadi pilihan Tiemoue Bakayoko. Sebuah pilihan yang cocok, karena kemampuan Tiemoue Bakayoko sudah mulai terlihat lagi.
Â
Advertisement
Mason Mount (Tengah / Derby County)
Banyak pembicaraan mengenai sosok Mason Mount saat ini. Pemuda berusia 19 tahun tersebut memiliki performa menawan saat berstatus pinjaman di Vitesse pada tahun lalu.
Kala berkostum Vitesse, ia mencetak 14 gol dalam 39 pertandingan di seluruh kompetisi. Hal itu menjadi modal yang cukup bagus bagi Mason Mount kembali ke Inggris, meski tak masuk ke tim inti Chelsea.
Mason Mount memilih Derby County, dan ternyata tepat. Pada musim ini, di bawah manajer Frank Lampard, ia menjadi pioner utama di Pride Park.
Â
Kenedy (Striker / Newcastle United)
Kenedy gagal bersinar di Chelsea setelah tampil inkonsisten selama mendapat kesempatan merumput. Kebiasaan buruknya membuat Kenedy tak mendapat tempat, termasuk harus pulang lebih dulu kala Chelsea melakoni tur pramusim di China musim panas lalu.
Kenedy harus pulang karena komentar pedas di media sosial, yang membuat manajemen Chelsea tak nyaman. Hal itu pula yang membuat Kenedy kehilangan kesempatan bermain bareng Chelsea.
Kini, ia berada di St James Park, dan menunjukkan kapabilitasnya sebagai tukang gedor berkualitas. Fans The Magpies berharap Kenedy tak berulah, sehingga bisa memberi kontribusi maksimal di lapangan.
Â
Advertisement
Michy Batshuayi (Striker / Valencia)
Sebuah kejutan muncul pada awal musim ini. Banyak orang menduga Michy Batshuayi akan mendapat tempat di tim utama, sayang kehadiran Sarri tak membuatnya menjadi anggota tetap Stamford Bridge.
Ia tersingkir lagi, dan menjadi pengalaman tak mengenakkan bagi pemain yang bergabung di London pada 2016. Sebenarnya, kualitas Michy Batshuayi bisa membuatnya bersaing. Sayang, ia kalah dengan selera pelatih, yang membuatnya harus terbang ke Borussia Dortmund pada musim lalu, dan kini bareng Valencia.
Â
Tammy Abraham (Striker/ Aston Villa)
Namanya sudah bersinar pada dua musim lalu. Sayang, keberadaan Tammy Abraham di Swansea City, tak membuatnya bisa kembali. Maklum, Chelsea sudah memiliki dua striker murni, yakni Olivier Giroud dan Alvaro Morata.
Walhasil, Tammy Abraham harus mengalah lagi, dan kini berkostum klub asal Championship Division, Aston Villa. Pada sisi lain, banyak pihak yang menilai sulit bagi Tammy Abraham untuk kembali ke Stamford Bridge. Namun, ia bisa mencuri perhatian setelah tampil bagus bersama Aston Villa dalam enam pertandingan terakhir.
Sumber: Bola.com
Advertisement