Servis Sering Dinyatakan Fault, Penyebab Praveen / Melati Tersingkir dari Japan Open 2018

Hakim servis sering menyalahkan servis Melati di perempat final Japan Open 2018.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 14 Sep 2018, 13:15 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2018, 13:15 WIB
Praveen Jordan / Melati Daeva Oktavianti - Japan Open 2018
Ganda campuran Indonesia Praveen Jordan / Melati Daeva Oktavianti tersingkir di Japan Open 2018, Jumat (14/9/2018). (Humas PB PBSI)

Liputan6.com, Tokyo - Praveen Jordan / Melati Daeva Oktavianti belum mampu melangkah ke semifinal Japan Open 2018. Ganda campuran Indonesia itu kalah dari pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, di perempat final.

Bermain di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jumat (14/9/2018) pagi WIB, Praveen / Melati kalah melalui rubber game dalam perebutan tiket semifinal Japan Open 2018. Mereka kalah 19-21, 22-20, dan 17-21 dalam waktu satu jam delapan menit.

Sebenarnya, Praveen/Melati berpeluang besar untuk memenangkan pertandingan. Mereka beberapa kali memimpin perolehan skor dan mampu menekan lawan.

Namun, mereka tidak bisa bermain maksimal karena terganggu dengan keputusan hakim servis yang seringkali menyalahkan servis Melati. Saat skor 19-20, servis Melati kembali dinyatakan fault, sehingga Praveen/Melati terpaksa kalah di game pertama.

"Ya, mau main bagaimana kalau pasangan ganda yang servis cuma satu? Kalau giliran Mely servis, selalu dinyatakan fault. Tidak ada penjelasan, dibilangnya too high terus. Jadi, pincang sebelah. Kalau dilihat video pertandingan, hampir 80 persen di-fault. Padahal, Mely sudah servis sampai hampir jongkok," ujar Praveen usai pertandingan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pengaruhi Permainan

Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti
Ganda campuran Indonesia Praveen Jordan / Melati Daeva Oktavianti gagal meraih tiket semifinal Japan Open 2018. (Humas PB PBSI)

"Kami bukannya mau cari alasan karena kalah, tetapi kenyataannya memang ini sangat mempengaruhi permainan kami tadi," tambah Praveen.

"Iya bisa dibilang ini berpengaruh ke kami, karena kami cari poin dari servis. Pukulan lanjutannya juga ditentukan dari servis. Kalau mulai saja sudah di-fault, mau bagaimana lagi? Saya jadi ragu dan bingung. Sebelum-sebelumnya juga pernah di-fault, tetapi tidak pernah sampai seperti ini," ucap Melati melanjutkan.


10 Besar

Terhenti di perempat final, Praveen/Melati merasa belum tampil maksimal. Melati mengaku mereka tak dapat mengeluarkan permainan terbaik mereka.

"Tidak puas, mainnya kurang keluar. Harus banyak latihan dan perbaiki lagi," tutur Melati.

Praveen/Melati berharap di tahun ini mereka bisa menembus jajaran Top 10 dunia. Sejak berpasangan di awal 2018, saat ini mereka sudah ada di peringkat 23 dunia.

"Kami maunya masuk jajaran 10 besar untuk tahun ini, dan juara turnamen paling tidak di level BWF Tour 500 dulu. Dapat gelar dulu untuk meningkatkan rasa percaya diri kami," tambah Praveen.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya