Skandal Doping Mengguncang Real Madrid

Bek sekaligus bek Real Madrid Sergio Ramos disebut tidak lolos tes doping usai final Liga Champions 2017 melawan Juventus.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 24 Nov 2018, 17:15 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2018, 17:15 WIB
Sergio Ramos
Kapten Real Madrid Sergio Ramos. (GABRIEL BOUYS / AFP)

Liputan6.com, Madrid - Kabar tidak mengenakan datang dari Real Madrid. Sergio Ramos disebut tidak lolos tes doping setelah laga final Liga Champions 2017 melawan Juventus. Laga itu dimenangkan Madrid dengan skor 4-1.

Surat kabar Jerman, Der Spiegel, dalam laporan menyebutkan kapten Real Madrid tersebut dinyatakan mengandung dexamethasone. Laporan itu berdasarkan penulusuran Football Leaks di laboratorium Seibersdorf, Austria.

Sampel bernomor 3324822 terbukti mengonsumsi dexamethasone. Sampel itu milik Sergio Ramos. Dexamethasone adalah obat yang masuk dalam daftar terlarang Badan Anti-Doping Dunia.

Tapi, UEFA menganggap hasil tes tersebut karena kesalahan administrasi dari dokter klub. Sebab, dokter klub tak memberitahu telah menyuntikkan penghilang rasa sakit itu kepada bek berusia 32 tahun tersebut. Suntikan diberikan lantaran ia mengalami masalah di pundak dan lututnya.

Karena itu, UEFA tidak pernah mengungkapkan fakta itu kepada publik. Tak hanya itu, otoritas sepak bola Eropa itu juga tidakmemberikan tindakan disipliner terhadap Ramos maupun tim dokter Real Madrid.

"Pada masa mendatang, kami berharap kalau tim dokter Anda harus lebih cermat dalam memberikan informasi dan melengkapi formulir kontrol doping. Anda harus mendeklarasikan pengobatan yang digunakan pemain Anda," tulis surat resmi UEFA untuk Real Madrid.

Dua Kali

Real Madrid vs Real Valladolid
Bek Real Madrid, Sergio Ramos, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Real Valladolid pada laga La Liga Spanyol di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Sabtu (3/11). Madrid menang 2-0 atas Valladolid. (AFP/Javier Soriano)

Menurut laporan Football Leaks, Sergio Ramos dua kali melanggar aturan UEFA terkait penggunaan doping. Yang kedua terjadi pada April 2018.

Saat itu, Ramos dijadwalkan menjalani tes anti doping oleh agensi anti doping Spanyol AEPSAD. Tetapi sebelum melakukan tes urine, Ramos memilih mandi. Padahal, hal itu dilarang dalam peraturan yang ditetapkan.

Bantahan Real Madrid

Terkait berita yang dilansir Der Spiegel tentang Sergio Ramos, Real Madrid langsung membantahnya. Klub raksasa Spanyol itu langsung mengeluarkan tiga pernyataan.

Pertama, Real Madrid menyebut Sergio Ramos tidak pernah melanggar peraturan anti-doping. Kedua, UEFA meminta informasi spesifik dan segera menutup kasus yang disebut, seperti kebiasaan dalam kasus seperti itu, mengikuti tes yang dilakukan oleh para ahli dari World Anti-Doping Association (WADA) dan UEFA sendiri.

Terakhir, terkait informasi lain yang diterbitkan oleh media tersebut, Madrid tak akan membuat komentar apa pun, mengingat sifat laporan yang jelas tidak substansial.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya