Liputan6.com, Jakarta - Manajer Sriwijaya FC, Ucok Hidayat memilih berkomentar soal tagar #EdyOut yang ramai di media sosial. Tagar itu merupakan bentuk kekecewaan suporter terhadap kinerja Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi.
Tuntutan Edy Rahmayadi semakin berhembus kencang setelah Timnas Indonesia gagal meraih gelar juara Piala AFF 2018. Skuat Garuda terhenti di fase grup.
Advertisement
Baca Juga
Pria yang juga menjabat sebagai Gubernur Sumatra Utara (Sumut) itu dianggap bertanggungjawab atas buruknya prestasi timnas Indonesia. Edy Rahmayadi sendiri dalam wawancara dengan TV One sudah meminta maaf atas kegagalan Hansamu Yama dan kawan-kawan.
Namun Sriwijaya enggan menanggapi tagar #EdyOut. Namun, Ucok meminta PSSI melakukan pembenahan dari sisi kompetisi.
"Kalau ketuanya (Edy Rahmayadi) saya tidak tahu. Kalau PSSI mungkin secara tim. Mereka sebagai wadah sepak bola Indonesia, klub-klub profesional dan amatir harusnya tidak begini. Pertandingan, jadwal yang bertumpuk antara kepentingan klub dan nasional," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (29/11/2018).
"Di Eropa saja kalau ada pertandingan internasional, jadwal domestik berhenti, harusnya itu sudah baku. Ini merugikan, seharusnya mereka tak merugikan klub. Harusnya PSSI mendukung klub sehingga banyak orang yang tertarik. Kalau gini, klub yang dirugikan," ucap manajer Sriwijaya FC itu.
Minta PSSI Berubah
Ucok sendiri tetap ogah mengomentari desakan Edy Rahmayadi mundur. Ucok hanya meminta PSSI membenahi kompetisi Liga 1 agar tidak terjadi bentrok jadwal antara Timnas Indonesia dan pertandingan domestik.
"Saya tidak mau komentar (soal Edy Rahmayadi). Kalian bisa menilai sendiri," kata Ucok menegaskan.
"Saya cuma mau komentar soal PSSI yang sebagai pembina sepak bola Indonesia harusnya membina sehingga klub-klub tumbuh dan senang dengan itu. Kalau sekarang sepertinya membinasakan klub."
Â
Advertisement
Sriwijaya Dirugikan
Dengan agenda Timnas Indonesia yang berjalan berbarengan dengan kompetisi Liga 1, Sriwijaya FC mendapat kerugian besar. Saat ini, Laskar Wong Kito berada di peringkat ke-16 dengan raihan 36 poin.
"Ya betul, posisi Sriwijaya FC di zona degradasi karena salah satunya seperti itu. Ketika ada liga lagi main, tahu-tahu pemain kami dipanggil untuk kepentingan nasional."
"Ini PSSI seolah-olah takut modalin. Yang membina dan membayar kan klub. Ketika klub sedang bertanding malah diambil, jadi apa yah. Tidak beres," ujar Ucok mengakhiri.
Saksikan video pilihan berikut ini: