Ungkap Pengaturan Skor Sepak Bola, Wartawan Ghana Tewas Didor

Ahmed Hussein-Suale juga terlibat dalam penyelidikan korupsi di tubuh pemerintahan Ghana.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 18 Jan 2019, 14:45 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2019, 14:45 WIB
Ilustrasi Pembunuhan Wanita
Ilustrasi Pembunuhan Eno. (Andri Wiranuari/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Wartawan yang mengungkap korupsi di tubuh asosiasi sepak bola Ghana tewas dibunuh, Rabu (16/1/2019) waktu setempat. Ahmed Hussein-Suale yang tergabung dalam Tiger Eye PI meninggal setelah ditembak orang tidak dikenal dalam perjalanan pulang ke rumahnya.

Seperti dilansir Brisbanetimes.com, Suale ditembak dua kali di bagian dada dan sekali di bagian leher dari jarak dekat. Menurut pihak kepolisian, Suale tewas di lokasi kejadian.

Pernyataan resmi Tiger Eye PI menyebutkan bahwa penembakan dilakukan oleh pembunuh profesional. Mereka pun meminta pihak berwenang untuk mengusut tuntas peristiwa ini.

"Kami panggil pihak keamanan untuk membongkar mereka yang berada di balik pembunuhan ini dan membawa mereka ke jalur hukum," bunyi pernyataan Tiger Eye PI. 

Hussein-Suale bekerja di bawah pimpinan Anas Aremeyaw Anas, jurnalis investigasi ternama asal Ghana. Dia pernah dipuji mantan presiden Amerika Serikat, Barack Obama sebagai pemberani atas penyelidikan yang telah dilakukannya. Anas tida ragu melakukan penyamaran dalam membongkar kejahatan korupsi terorganisir di Ghana dan seluruh Afrika.

Anas juga menyamar saat menyelidiki kasus perdagangan manusia dan korupsi hakim-hakim di Ghana. Anas biasanya muncul di depan publik dengan menggunakan kerudung dan warna-warnai demi menutupi identitasnya agar terhindar dari aksi balas dendam. 

Lewat media sosial Facebook, Anas mengkonfirmasi kematian Hussein-Suale.

"Sangat sedih, tapi kami tidak bisa tinggal diam. Beristirahat dengan tenang," tulis Anas.

Anas dan krunya juga gencar menyelidiki kebobrokan sepak bola Afrika. Isu suap dan pengaturan skor menurut mereka melibatkan pemain, pelatih, dan pejabat paling senior. 

Investigas ini menyeret nama Kwesi Nyantakyi, salah seorang anggota Dewan FIFA dan orang nomor dua paling berpengaruh di sepak bola Afrika saat itu. Dia direkam saat menerima suap sebesar $65,000 dari reporter yang menyamar sebagai pengusaha nakal. 

Akibat film dokumenter tersebut, tahun lalu, Nyantakyi pun akhirnya mengundurkan diri dari semua perannya di sepak bola Afrika dan dilarang bermain sepak bola seumur hidup. Nyantakyi dianggap besalah atas kasus suap, korupsi, dan konflik kepentingan.  

 

 

Dibenci Koruptor

Ilustrasi Sepak Bola
Ilustrasi sepak bola (Abdillah/Liputan6.com)

Banyak memprotes metode yang dilakukan Anas dalam menugaskan reporter untuk penyamaran saat menjebak pihak-pihak yang dianggap sebagai koruptor. Menurut mereka, kegiatan itu ilegal dan Nyantakyi pun mengajukan banding atas hukuman yang diterimanya. 

Kegiatan investigasi ala Tiger Eye PI juga membuat reporter dalam bahaya. Tidak hanya rentan digugat, mereka tidak jarang menerima ancaman pembunuhan secara langsung. 

Bahkan salah seorang anggota parlemen Ghana, Kennedy Agyapong, muncul ditelevisi milikya untuk menebar teror kepada kru Tiger Eye PI. Dia menyebut Hussein-Suale sosok berbahaya dan meminta masyakarat menyerang wartawan tersebut bila menemukannya. 

"Pria itu (Ahmed-Hussein) sangat berbahaya, dia tinggal di Madina. Jika kalian bertemu dia di manapun, hancurkan telinganya. Jika dia pernah ke sini lagi, saya minta Anda untuk memukulnya. Apapun yang terjadi, saya akan bayar karena dia orang jahat," katanya.

Sejauh ini pihak kepolisian belum juga menangkap satu orang pun terkait insiden ini. Sementara Presiden Ghana, Nana Akufo-Addo, mengutuk keras pembunuhan tersebut dan meminta pihak berwenang segera mengusut dan mencari pelaku sesegera mungkin. 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya