Liputan6.com, Christchurch - Atta Elayyan, penjaga gawang timnas futsal Selandia Baru, adalah salah satu dari korban tewas dalam serangan masjid pada Jumat (15/3/2019) di Christchurch, Selandia Baru.
Sepakbola Selandia Baru (NZF) telah mengonfirmasi kebenaran kabar meninggalnya Atta Elayyan dalam insiden penembakan masjid yang sadis tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Lima puluh orang tewas dan 50 lainnya cedera dalam penembakan di dua masjid di Selandia Baru tersebut. Kejadian itu dianggap peristiwa paling mematikan dalam sejarah Selandia Baru. Elayyan sendiri merupakan pemain kelahiran Kuwait 33 tahun silam. Dia sudah bermain 19 kali untuk tim futsal Selandia Baru.
"Ada lubang besar di hati kami," kata Josh Margetts, manajer pengembangan futsal NZF.
"Atta adalah pria yang hebat dan disukai oleh semua orang di pasukan Futsal Whites dan komunitas futsal. Tidak ada kata-kata untuk menyimpulkan bagaimana perasaan kita semua. Dia akan sangat dirindukan," tuturnya.
Pelaku penembakan biadab tersebut, Brenton Tarrant, telah didakwa. Pria Australia berusia 28 tahun itu telah ditangkap kepolisian Selandia Baru.
Penghormatan
Klub sepak bola top Selandia Baru, Wellington Phoenix, memberikan penghormatan kepada Elyyan dan para korban lainnya, pertandingan A-League melawan Western Sydney Wanderers, yang berlangsung setelah berkonsultasi dengan polisi.
Laga uji coba kriket antara Selandia Baru dan Bangladesh, yang rencana digelar Sabtu (16/3/2019) harus dibatalkan setelah para wisatawan menyaksikan penembakan massal tersebut.
Advertisement
Terpukul
"Hati saya tertuju pada komunitas futsal," kata kepala eksekutif NZF Andrew Pragnell.
"Mereka adalah kelompok yang sangat erat dan berita kematian Atta ini akan membuat kami semua yang mengenalnya sangat terpukul. Kami merasakan sakit dan kesedihan mereka," ucapnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini