Jersey Juventus Laku Keras di Granada Spanyol, Ini Penyebabnya

Jersey Juventus banyak beredar di kota Granada, tapi bukan gara-gara Cristiano Ronaldo.

oleh Defri Saefullah diperbarui 30 Mar 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2019, 18:00 WIB
Kebahagiaan Ronaldo Cs  Usai Depak Atletico Madrid
Bek Juventus Leonardo Bonucci (tengah) merangkul Cristiano Ronaldo usai mereka mengalahkan Atletico Madrid pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Allianz Stadium, Turin, Selasa (12/3). Atletico tersingkir dari Liga Champions.(AP Photo/Luca Bruno)

Liputan6.com, Granada- Granada sebuah kota kecil di selatan Spanyol memang bukan basis fans Juventus. Namun jersey Juventus belakangan ini laku terjual di kota yang jadi tempat penyebaran islam di Eropa pada masa lampau ini.

Granada juga punya klub kebanggaan sendiri tapi kini terdegradasi ke segunda division atau kasta kedua sepak bola Spanyol. Maka itu, saat putra daerah bernama Pablo Moreno gabung Juventus, euforia langsung menyeruak.

Jersey Juventus di sini laku bukan karena Cristiano Ronaldo yang pernah main di Real Madrid. Morenolah yang membuat jersey putih hitam itu laku keras di Granada.

Usai tampil 26 kali dengan tim junior Juventus dan mencetak 4 gol dan assist, Moreno kini berlatih dua hingga tiga kali sepekan bersama tim utama Juventus. Meski baru berusia 16 tahun, Moreno sudah ingin buktikan diri kepada pelatih Juventus, Massimiliano Allegri.

Dia memang belum debut dengan Juventus. Namun dia sudah masuk starter saat Juventus kalah 0-2 dari Genoa beberapa pekan lalu.

 

 

Besar di Barcelona

Pablo Moreno (Barcelona)
Pablo Moreno merupakan satu di antara pemain La Masia yang diinginkan Pep Guardiola. (doc. Metro)

Moreno sebenarnya bukan produk tim muda Juventus. Dia besar bersama La masia Barcelona mulai 2013 hingga 2018.

Mungkin banyak yang kaget mengapa pemain yang baru genap 17 tahun 3 Mei itu sudah masuk bangku cadangan Juventus. Namun rasa kaget itu bakal hilang kalau lihat penampilannya di La Masia sebelumnya.

Sebelum pergi ke Juventus pada 2018, dia sudah membukukan 200 gol selama lima tahun. Dia mencetak 72 gol bersama Alevin A, 41 tahun berikutnya, 66 gol di tahun kedua dan 34 gol di liga level kadet.

Tak aneh dia dipanggil Spanyol U-16 meski baru berusia 14 tahun. Dia tampak selalu dewasa di lapangan dan itu tampak saat dia menangis ketika ditarik keluar lapangan.

Saat masih di level usia dini di Granada, dia membuat para pemandu bakat berebutan untuk mengasuhnya. Nama Javier Mahia kini menjadi di balik penemuan bakat pemuda 16 tahun ini.

Eksplosif

Moreno berposisi sebagai gelandang serang. Dia pemain tipikal langsung yang punya kecepatan tinggi dan kerja keras.

Di Granada, dia merupakan idola. Banyak orang tua yang ingin anaknya bisa seperti Moreno.

"Di Granada, semakin banyak yang memakai jersey Juventus tapi bukan gara-gara Cristiano Ronaldo," ujar Mahia seperti dikutip Marca.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya