Usai Tekuk AC Milan, Lazio Berang Suporternya Dicap Rasialis

Aksi rasialis menodai kemenangan Lazio atas AC Milan pada leg kedua babak semifinal Copa del Rey, Kamis dini hari WIB (25/4/2019).

oleh Marco Tampubolon diperbarui 26 Apr 2019, 14:15 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2019, 14:15 WIB
Pelatih AC Milan, Gennaro Gattuso.
Pelatih AC Milan, Gennaro Gattuso. (AP Photo/Antonio Calanni)

Liputan6.com, Jakarta Lazio tidak terima para pendukungnya dicap rasialis. Menurut juru bicara Lazio, Arturo Diaconale aksi seperti itu hanya dilakukan sebagian pihak dan tidak mewakili suporter Lazio. 

Isu rasialisme telah menodai kemangan Lazio atas AC Milan pada leg kedua babak semifinal Copa del Rey, Kamis (25/4/2019). Pada pertandingan yang berlangsung di markas Rossoneri itu, tiruan suara monyet dan nyanyian rasis tentang pisang berkumandang sebelum, saat, dan sesudah pertandingan. Dari rekaman tampak bahwa aksi itu dilakukan fans Lazio. 

Sebelum pertandingan, polisi juga menangkap setidaknya 19 ultras yang berhaluan fasis. Mereka diamankan karena membawa spanduk Benito Mussolini di jalanan kota Milan. 

Meski demikian, Lazio menolak aksi tersebut mencerminkan sikap seluruh fans Lazio. Menurut Diaconale, masih banyak suporter Lazio yang menjauhi aksi rasialsime. 

"Lazio membatasi diri dari berbagai paham yang tidak ada kaitannya dengan olahraga dan yang berbau politik," kata Diaconale kepada Radio CRC dan kantor berita Ansa.

"Penting agar tidak mencampur adukkan kedua area ini, jika tidak anda sama bersalahnya dengan media: tidak benar Laziali mendambakan fasisme," beber Dianconale. 

 

 

Tidak Mewakili Fans Lazio

Gol Franck Kessie Antar AC Milan Taklukkan Lazio
Bek Lazio, Luiz Felipe berebut bola udara dengan gelandang AC Milan, Tiemoue Bakayoko selama pertandingan lanjutan Liga Serie A Italia di stadion San Siro (13/4). Milan menang tipis atas Lazio 1-0. (AFP Photo/Miguel Medina)

Aksi rasialis yang dilakukan pendukung Lazio memang tidak hanya membuat berang AC Milan. Media-media di Italia juga ikut mengutuk insiden ini. Hanya saja, pihak Lazio sama sekali tidak terima. Mereka menganggap aksi tidak terpuji itu hanya ulah dari oknum saja. 

"Menyalahkan semua orang atas noda yang sama, itulah mental fasis. Jika ada yang ingin mewujudkan ide politiknya, biar mereka melakukan itu sesuai aturan," kata Dianconale. 

"Adapun mengenai cemoohan fasis, kalau pun ada mereka tenggelam dengan suara penonton di stadion dan wasit tidak mendengarnya. Saya pikir tidak ada nyanyian atau gerakan tubuh yang memalukan pada pertandingan itu," beber Dianconale menambahkan.  

 

Lazio Merasa Dirugikan

Gelandang Lazio, Lucas Leiva (kiri) saat melawan AC Milan
Gelandang Lazio, Lucas Leiva (kiri) saat melawan AC Milan. ( Photo by Miguel MEDINA / AFP)

Dianconale juga menyalahkan media yang dianggap terlalu membesar-besarkan insiden ini. Menurutnya, pihaknya sama kecewanya dengan ulah segelintir kelompok suporter tersebut. 

"Kami juga merasa dirugikan, sebab karena ulah beberapa orang, klub dan fans kena getahnya. Sebagian besar fans Lazio sama sekali tidak menerima insiden ini," katanya. 

"Seharusnya ada pendidikan dan bukan hanya tindakan represif. Perhatian media hanya menyoroti soal masalah ini, seharusnya mereka diabaikan saja," beber Dianconale. 

Lazio sendiri akhirnya menang 1-0 di markas AC Milan. Lazio berhak melaju ke final Copa del Rey usai unggul agregat 1-0. Di partai puncak, Lazio akan berhadapan dengan Atlanta. 

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya