Liputan6.com, Jakarta Sekitar 169 atlet dari berbagai daerah turut meramaikan lomba paralayang bertajuk Paragliding Trip of Indonesia (TROI) di Bukti Sikuping PTPN IX Siluwok, Batang, Jawa Tengah pada 25-28 April. Event yang digagas Kemenpora RI atau tepatnya Deputi Pembudayaan Olahraga ini sekaligus menjadi ajang Pra PON Papua yang akan digelar pada 2020 nanti.
Lomba paralayang TROI akan dihelat sebanyak lima seri. Setelah Batang, TROI akan digelar di Wonosobo pada 28-30 Juni, Mandalika 30 Agustus hingga 1 September, Modangan di bulan November dan Dharmasyara pada 5-8 Desember.
Baca Juga
Advertisement
Pada seri 1 di Batang, selain 169 atlet lokal, ada pula satu atlet internasional dari Korea Selatan bernama Jason Park.Mereka akan memperebutkan sejumlah trofi dari beberapa nomor dan uang pembinaan dengan total sebesar Rp 79 Juta.
Menurut Deputi Pembudayaan Olahraga, Raden Isnanta, TROI bertujuan untuk mengenalkan olahraga paralayang kepada masyarakat secara umum dengan memberdayakan sebanyak mungkin sumber daya lokal serta mengolah potensi wisata di lokasi pertandingan.
"Kami meyakini nantinya masyarakat luas akan lebih mengetahui jika di Batang ada tempat yang indah, sehingga sport tourism benar-benar menjadi kenyataan," ucapnya yang didampingi Asdep Olahraga Rekreasi Teguh Raharjo seperti rilis yang diterima media.
Dia juga mengatakan, olahraga memiliki efek multiple. Dimana event seperti TROI tak hanya hanya menggali prestasi tapi juga mencoba gali potensi wisata di daerah.
"Selain olahraga, bisa juga dimanfaatkan aspek ekonominya oleh masyarakat, hiburan, aspek wisata yang mampu mendongkrak perekonomian daerah tersebut dan pasti akan terjadinya silaturahmi masyarakat di area pelombaan untuk menonton pertandingan, menikmati kuliner yang tersedia sehingga membuat ketahanan sosial kita menjadi lebih kuat," ujarnya.
Bibit Unggul
Dia berharap bakal lahir atlet-atlet paralayang yang unggul di masa mendatang. Muara akhir dari semua ini disebutnya yaitu menciptakan atlet yang dapat mengharumkan nama bangsa dan negara.
"Saya tadi melihat beberapa anak yang masih duduk di bangku SMP yang mengikuti terbang layang, artinya kedepan kita akan memiliki stok atlet yang berkualitas, karena dia memulai sejak usia muda, terlebih saat ini dari 20 atlet terbaik paralayang dunia, 10 diantaranya berasal dari Indonesia, untuk itu mereka yang muda ini kedepan akan menggantikan posisi para seniornya bertengger dilevel dunia," ujarnya.
Selain sokongan dari pemerintah pusat lewat Kemenpora, TROI juga mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah Kabupaten Batang.Bupati Batang H. Wihaji sepakat olahraga bisa berdampak ke berbagai sisi kehidupan.
"Melalui olahraga ekstrem ini yang memiliki impact yang banyak, termasuk bergandengan dengan pariwisata, oleh karena itu saya sangat berharap event seperti ini dapat terus berkelanjutan di Batang, karena memiliki manfaat yang banyak, selain mencetak atlet sebagai kaderisasi juga penyatuan dengan wisata, sehingga adanya perputaran ekonomi," katanya.
Advertisement
Banyak Pesona
Dia juga mengatakan, Batang memiliki pesona wisata dari laut sampai pegunungan, di mana keindahannya dan kesejukanya luar biasa, bahkan di tahun 1980 pernah memadukan wisata dan olahraga gantole yang lokasi spot nya di Obyek wista kebun teh Pagilaran dengan ketinggian mencapai 800 mdpl.
"Batang itu Heaven Of Asia, bagi orang yang berkunjung di Batang tombo teko loro lungo, rezeki lancar utang lunas, karena Batang apa yang lue mau, gua ada," ujarnya
Dia juga mengatakan bahwa kejuaraan paralayang ini merupakan bagian dari sarana untuk mempromosikan pesona wisata, untuk mendukung tahun kunjungan wisata 2022. "Semangat kita sebagai kabupaten industri juga akan menjadi Kabupaten wisata," ucapnya.