Polisi Amankan Provokator Kericuhan Laga Pembuka Shopee Liga 1 2019

Laga pembuka Shopee Liga 1 2019 antara PSS Sleman dan Arema FC sempat dihentikan akibat kericuhan oknum suporter.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 16 Mei 2019, 15:45 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2019, 15:45 WIB
PSS Sleman, Arema FC, Liga 1 2019
Suasana tribune Stadion Maguwoharjo, Sleman, saat kericuhan penonton terjadi di laga pembuka Shopee Liga 1 2019 antara PSS Sleman kontra Arema FC, Rabu (15/5/2019) malam. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Liputan6.com, Sleman - Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri menyatakan pihaknya sudah mengamankan sejumlah terduga provokator pada kericuhan yang terjadi pada laga pembuka Shopee Liga 1 2019.

Laga PSS Sleman vs Arema FC di Stadion Maguwoharjo, Rabu (15/5/2019), sempat dihentikan karena keributan beberapa oknum suporter.

"Ada (yang diamankan). Kami tarik dari kerumunan penonton. Untuk penyelidikan tuduhan provokator ada videonya. Itu akan kami dalami. Karena sesungguhnya dari awal kondisi sudah bagus, sudah ada persahabatan,” ungkap Ahmad Dofiri.

Kericuhan bermula dari aksi saling ejek antara Brigata Curva Sud (tribune barat) dengan Aremania (tribune selatan). Aksi kemudian merembet ke tribune timu setelah Arema FC menyamakan kedudukan melalui Sylvano Comvalius. Pertandingan kemudian dihentikan dan baru dilanjutkan setelah 40 menit.

Ahmad Dofiri berharap peristiwa ini tidak meluas. Dia menyatakan kepolisian sejatinya mendukung pagelaran Shopee Liga 1 2019.

"Polisi supaya tidak sedikit-sedikit tidak mengizinkan. Ya, kami lihat nanti. Kalau pertandingan tanpa penonton juga kurang enak. Bagaimana hidupnya sepak bola kan karena ada suporter,” jelasnya.

“Tapi, kami mengantisipasinya. Bukan melihat besar kecilnya massa. Kami lihat sejarahnya. Dulu katanya BCS dengan Aremania sempat konflik pada 2016. Tentunya ada provokasi," sambung Ahmad Dofiri.

Kecam Provokator

PSS Sleman
PSS Sleman mengawali Shopee Liga 1 2019 dengan kemenangan 3-1 atas Arema FC pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (15/5/2019). (Bola.com/Yoppy Renato)

Anggota Komite Eksekutif PSSI Refrizal membenarkan pengaruh provokator pada peristiwa ini. Setelah mereka diamankan, pertandingan yang disiarkan Indosiar ini kembali berjalan normal.

"Tadi kita sudah putuskan dan rapatkan, ada 10-20 provokator. Provokasi sudah dimulai sebelum laga berjalan. Tapi setelah 10-20 provokator ini diamankan, situasi aman-aman saja," sebut Refrizal.

Komisaris PT PSS, Soekeno, menyatakan hal serupa. Dia menyayangkan ulah provokator. Pasalnya, kedua kelompok suporter mengusung perdamaian.

"Kalau kejadian tadi, rekan-rekan media mesti memahami. Itu hanya dilakukan oleh segelintir orang yang bukan suporter PSS dan Arema FC,"

"Ini ulah provokator yang tidak mau Liga 1 digelar. Tadi lihat sendiri sebelum pertandingan, Aremania disambut suporter kami, bahkan sempat makan bareng kok," sambungnya.

Sekjen PSSI dan Jurnalis Jadi Korban

Beberapa orang terkena dampak kericuhan di Stadion Maguwoharjo. Lengan kanan Sekjen PSSI Ratu Tisha berdarah sehingga harus menjalani perawatan medis.

Namun, Tisha mengaku luka yang dideritanya itu tidak serius. "Nggak apa-apa. Saya sangat menyayangkan tapi kita tunggu laporan panitia pelaksana soal kejadian sebenarnya," ungkapnya.

"Nanti panpel akan melaporkan ke PT LIB, lalu PT LIB melaporkan ke PSSI," sambung Ratu Tisha.

Wartawan yang meliput juka menjadi korban. Jurnalis Bolaskor.com, Hadi Febriansyah, menderita luka sobek di tangan akibat terkena lemparan benda keras.

“Enggak tahu. Tadi memang ada saling lempar dekat tribune media. Tahu-tahu tangan sudah luka dan berdarah,” jelasnya.

 

Untuk mengetahui berita-berita menarik lainnya klik JawaPos.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya