Pelatih Persib Bandung Heran Politik Bisa Ganggu Sepak Bola

Panasnya situasi politik membuat aparat tidak mengeluarkan izin keamanan sehingga beberapa laga Shopee Liga 1 2019 ditunda.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 06 Okt 2019, 20:15 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2019, 20:15 WIB
Robert Rene Alberts
Pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts menerima keputusan penundaan laga Shopee Liga 1 2019 akibat kondisi politik. Namun, sosok asal Belanda itu mengaku heran melihat kompetisi bisa terganggu.

Persib merupakan salah satu korban banyaknya penundaan pertandingan pada satu pekan terakhir. Total ada lima partai yang dibatalkan, yakni Arema FC vs Persib, Persija Jakarta vs Persela Lamongan, dan Persebaya Surabaya vs Borneo FC, Persija vs Borneo FC dan PSM Makassar vs Persipura Jayapura.

Laga-laga itu dibatalkan karena polisi tidak memberikan izin keamanan. Polisi memilih fokus menghadapi situasi Indonesia yang sedang rawan konflik menyusul demonstrasi dan kerusuhan di berbagai daerah.

Robert pun pasrah menghadapi situasi ini. Terlebih tiga duel Persib di bulan ini melawan Persebaya (19 Oktober), Bhayangkara FC (23 Oktober), dan Persija (28 Oktober), juga berpotensi dibatalkan menyusul pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden RI pada 20 Oktober.

"Saya tidak tahu tentang situasi politik di negeri ini, tapi saya fokus di sepak bola, dan apapun konsekuensi yang menimpa sepak bola kami harus menerima itu," ungkap Robert dilansir Ayo Bandung.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.


Tidak Terjadi di Eropa

Robert Rene Alberts
Pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Robert mengaku heran melihat dampak politik terhadap sepak bola di Indonesia. Pasalnya, dia tidak pernah merasakan hal tersebut di Eropa.

"Coba sebut negara di Eropa yang menunda pertandingan sepak bola ketika ada pemilu di negaranya? Tidak ada. Dan kita tidak bisa mengatakan kalau ini budaya negara Indonesia. Kita harus bilang bahwa kita harus belajar dan berkembang. Ini adalah tanggung jawab untuk semua rakyat Indonesia, termasuk klub, suporter, polisi, dan partai politik," ungkap Robert.


Momen Pembelajaran

Robert berharap situasi ini bisa dijadikan pembelajaran di masa depan. Dia menilai sepak bola dan politik memiliki jalur masing-masing.

"Apa yang harus dilakukan dengan sepak bola? Kenapa kita harus menunda pertandingan sepak bola ketika orang-orang datang ke stadion untuk menikmati sepak bola? Kita harus belajar kalau kita tidak perlu banyak polisi untuk mengamankan stadion," papar Robert.

"Suporter juga harus mengerti, kalau mereka datang ke stadion untuk menikmati pertandingan sepak bola, bukan untuk buat keributan dengan tim lain. Dan ini adalah proses pendidikan yang harus dilalui. Kami ingin terus main bola, bebas, tidak terikat situasi politik di sebuah negara," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya