Liputan6.com, Jakarta - ONE Championship melangsungkan gelaran kedua 2020 di Mall of Asia Arena, 31 Januari lalu. Ajang bertajuk ONE: Fire & Fury ini menampilkan deretan aksi menawan atlet bela diri dari berbagai negara.
ONE: Fire & Fury menampilkan 11 duel. Terdapat empat laga yang mendapat sorotan, termasuk kebangkitan pendatang baru yang mampu mencuri perhatian di pentas global
Baca Juga
1. Pacio Pertahankan Gelar Lewat Duel Klasik 5 Ronde
Advertisement
Laga utama yang mempertemukan Joshua "The Passion" Pacio menghadapi Alex "Little Rock" Silva berlangsung sengit dari detik awal hingga terakhir.
Duel perebutan gelar ONE Strawweight tersebut menjadi platform bagi dua seniman bela diri dengan gaya berbeda untuk membuktikan siapa yang terbaik.
Pacio, atlet Filipina yang dikenal akan strikingnya, menghadapi bintang Brasil Silva yang lebih agresif dalam duel ground. Tak ayal, jual beli serangan terjadi selama lima ronde sebelum Pacio dinobatkan sebagai pemenang dan sekaligus mempertahankan sabuk juara.
Sepanjang laga, atlet kebanggan tuan rumah itu membanjiri lawannya dengan tendangan, pukulan serta terjangan lutut. Di saat yang sama, Silva mengincar takedown untuk menjatuhkan lawan ke atas matras dan menerapkan kuncian.
Meski unggul dari segi striking, Pacio mampu mengimbangi lawannya ketika berduel ground dan bisa melepaskan diri dari belitan Silva yang kerap mengincar kuncian pada lutut serta lengan.
Akhirnya, laga berlangsung hingga bel terakhir berbunyi dan Pacio meraih kemenangan lewat split decision dari juri. Hasil ini menjadikan Pacio sebagai atlet pertama yang berhasil mempertahankan sabuk juara One Championship dua kali berturut-turut.
2. Buist Membungkam Suporter Manila
Pieter “The Archangel” Buist tampil di Manila dengan persiapan mepet. Dia baru mengetahui harus bertanding dua pekan sebelum ajang digelat. Ia dijadwalkan menghadapi atlet andalan tuan rumah Eduard “Landslide” Folayang untuk menggantikan atlet sebelumnya yang berhalangan karena cedera.
Meskipun tidak diunggulkan, atlet asal Belanda tersebut tampil trengginas dan berhasil memanfaatkan jangkauannya yang panjang untuk memperlebar jarak dengan mantan juara ONE Lightweight tersebut.
Folayang kerap menyerang dengan gaya sikut memutar, namun saat Buist berhasil menghindar, pertahannya menjadi terbuka. Itu memberikan kesempatan bagi Buist untuk menyerang balik lewat tendangannya.
Buist juga sempat mencoba menerapkan kuncian guillotine choke dalam posisi berdiri. Namun, Folayang mampu melepaskan diri di tengah teriakan dukungan dari pendukungnya.
Menjelang laga berakhir, Folayang tampil lebih agresif dengan melayangkan berbagai pukulan. Namun hingga laga berakhir, tak ada KO yang tercipta dan Buist pun dinobatkan sebagai pemenang melalui split decision dan meraih kemenangan ketiga secara beruntun di ONE Championship
Advertisement
3. Shoko Sato Raih Penyelesaian Keenam Beruntun
Atlet sensasional asal Jepang Shoko Sato kembali menunjukkan performa ciamik dengan meraih kemenangan lewat penyelesaian keenam secara beruntun. Ia mengunci “Pretty Boy” Kwon Won Il pada ronde pertama dalam laga seni bela diri campuran divisi bantamweight.
Sato, yang merupakan juara dunia Shooto, telah melakoni lebih dari 50 laga sepanjang kariernya. Ia terbukti terlalu kuat bagi atlet 24 tahun asal Korea Selatan tersebut.
Keduanya mengawali laga dengan hati-hati dalam duel stand-up. Namun atlet asal Tokyo itu segera melayangkan tinju dan mencoba menjatuhkan Kwon dengan menyerang kedua kakinya. Ia kemudian membuat Kwon terpojok di tepi circle.
Sato meraih punggung dari Pretty Boy, menyerang dengan lututnya, dan menjatuhkan sang lawan ke atas matras. Dalam duel ground, Sato melayangkan beberapa serangan ke muka lawan dan saat mencoba melepaskan diri, leher Kwon menjadi terbuka. Dengan cepat Sato memanfaatkan momen tersebut untuk mengunci dengan teknik rear-naked choke.
4. Lito Adiwang Kembali Tampil Memukau
Setelah tampil impresif dalam debutnya di panggung global ONE Championship pada Oktober lalu di Tokyo, Lito “Thunder Kid” Adiwang kembali menunjukkan performa impresifnya dengan mengalahkan Pongsiri “The Smiling Assassin” Mitsatit dalam laga seni bela diri campuran divisi strawweight.
Atlet berusia 26 asal Benguet ini tampil agresif sejak bel pertama berbunyi dan segera melayangkan beberapa pukulan.
Dalam duel ground, Adiwang mendapat posisi ideal untuk melayangkan serangan ground and pound. Mitsatit mampu bertahan dan melepaskan diri. Namun saat keduanya bergulat sambil bergulingan, Adiwang berhasil meraih lengan dari Mitsatit dan berputar untuk mengunci lawannya dengan teknik kimura.
Wasit segera menghentikan laga saat atlet asal Thailand tersebut menepuk tubuh lawannya tanda menyerah.
Advertisement