Liga Inggris Diminta Halangi Niat Pangeran Salman Beli Newcastle United

Pangeran Salman bakal membeli saham klub tersebut hingga 80 persen milik klub Liga Inggris, Newcastle United.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 23 Apr 2020, 13:40 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2020, 13:40 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. (Dan Kitwood/Pool via AP)

Liputan6.com, Istanbul - Pangeran Arab Saudi, Mohammed Bin Salman dikabarkan semakin dekat menjadi pemilik klub Liga Inggris, Newcastle United. Dia bakal membeli saham klub tersebut hingga 80 persen.

Nantinya, saham yang dimiliki Pangeran Salman di Newcastle United, klub yang sudah 4 kali juara Liga Inggris, akan beratas nama Kepala Pendanaan Investasi Publik Arab Saudi, Yasir Al-Rumayyan, yang memimpin konsorsium.

Mereka sepakat pembelian 80 persen saham Newcastle United ini berada di angka 300 juta pound sterling atau setara dengan Rp 5,8 triliun.

Namun, seseorang bernama Hatice Cengiz meminta para petinggi Liga Inggris menghentikan niat Mohammed Bin Salman menjadi pemilik Newcastle United. Cengiz merupakan tunangan dari jurnalis asal Arab, Jamal Khashoggi, yang tewas dibunuh di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018.

Pangeran Salman diduga terlibat dalam pembunuhan Khashoggi, jurnalis yang melakukan kritik pedas kepada kerajaan Arab Saudi. Selain Cengiz, penolakan juga terlontar dari Organisasi pembela HAM, Amnesty International, bahkan sudah mengirimkan surat kepada Kepala Eksekutif Premier League, Richard Masters, melalui Direktur Amnesty Internasional Inggris, Kate Allen.

Pada kesempatan tersebut, Allen memperingatkan jika citra Liga Inggris bisa terdampak akibat dugaan pelanggaran HAM di Arab Saudi.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perbaiki Reputasi

Pangeran Mohammed bin Salman
Mohammed bin Salman ditunjuk jadi putra Mahkota Arab Saudi (Foto:Hassan Ammar/AP)

Seperti diberitakan The Sun, Cengiz beranggapan kalau Pangeran Salman membeli Newcastle United hanya untuk memperbaiki reputasinya. Dia menilai namanya sudah rusak karena kasus pembunuhan kepada seorang jurnalis.

"Otoritas Inggris dan Premier League seharusnya tak mengizinkan seseorang seperti Bin Salman, yang belum menghadapi pertanggungjawaban atas pembunuhan tunangan saya, untuk terlibat dalam olahraga di Inggris. Itu akan sangat menodai reputasi Premier League dan Inggris," kata Cengiz.

"PBB dan CIA menyimpulkan jika Bin Salman yang memerintahkan pembunuhan terhadap Jamal. Saya sangat mendesak pemerintah Inggris dan Premier League untuk campur tangan dan menghentikan pembelian Newcastle United," ujar Cengiz menambahkan.

 


Jika Membeli Newcastle United

Nantinya jika jadi membeli Newcastle United, dalam struktur organisasi, Al-Rumayyan bakal menjadi Direktur Utama Newcastle United. Al-Rumayyan merupakan orang yang sangat dipercaya oleh Pangeran Salman.

Nantinya, Pangeran Salman bakal bekerja sama dengan para pemegang saham lainnya, Amanda Staveley dan Jamie Reuben, yang masing-masing memiliki 10 persen saham di klub The Magpies.

pabila pembelian klub berjalan mulus, maka berakhir pula 13 tahun kepemilikan Newcastle dari tangan Mike Ashley. Saat ini The Magpies mengalami kesulitan finansial untuk membayar gaji para pemain dan karyawannya di tengah pandemi virus corona (covid-19).

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya