5 Pemain Top Dunia yang Pernah Membius Publik Sepak Bola Indonesia

Beberapa pesepak bola dunia ini pernah membius Indonesia.

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 07 Mei 2020, 05:00 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2020, 05:00 WIB
Kolase - Pemain Ruud Gullit, Pele, Lombardo, Suarez, Persie
Kolase - Pemain Ruud Gullit, Pele, Lombardo, Suarez, Persie (Bola.com/Adreanus Titus)

Jakarta - Walaupun sepak bola Indonesia belum banyak berbicaraa di pentas internasional, hal ini tak membuat negara atau klub luar negeri bersedia mengunjungi Tanah Air. Beberapa pesepak bola dunia tercatat pernah membius rakyat Indonesia, baik itu melawan tim nasional maupun klub.

PSV Eindhoven, Sampdoria, dan AC Milan sudah beberapa kali mendatangi Indonesia. Mereka membawa pemain-pemain terbaiknya ke Indonesia.

PSV bahkan tercatat tiga kali mendatangi Indonesia. Tak cuma menghadapi Timnas Indonesia, mereka juga melawan tim-tim lokal.

Arsenal juga sempat mengunjungi Indonesia pada 1980-an. Melawan NIAC Mitra yang diperkuat Fandi Ahmad, The Gunners tumbang.

Di level timnas, ada beberapa negara yang pernah menjajal kekuatan sepak bola Indonesia. Timnas Belanda dan Uruguay sempat merasakan atmosfer penggila si kulit bundar Tanah Air.

Berikut ini Bola.com merangkum beberapa pesepak bola yang pernah membius Indonesia:

 

Ruud Gullit

FOTO: Legenda Belanda Ruud Gullit Diincar Jadi Pelatih Timnas Indonesia
(Photo by KARIM JAAFAR/AL-WATAN DOHA/AFP)

Klub yang dibela Ruud Gullit tercatat dua kali mendatangi Indonesia. Pada tahun 1971, PSV Eindhoven petama kali menyambangi Indonesia dengan menggelar pertandingan melawan PSMS Medan, Persebaya Surabaya, dan Timnas Indonesia.

PSV berhasil mengalahkan PSMS dengan skor 4-0 di Medan, mengalahkan Pesebaya dengan skor 8-1 di Surabaya, dan Timnas Indonesia dengan skor 6-0 di Jakarta.

Selanjutnya The Rood Witten, julukan PSV, kembali menyambangi Indonesia pada tahun 1987. Di edisi kedua sosok Ruud Gullit ikut serta. Mereka berhasil mengalahkan Persib Bandung dengan skor telak 6-0 di Stadion Siliwangi, Bandung.

Setahun berselang, PSV kembali melakukan kunjungannya ke Indonesia. Pada kunjungan ketiga kalinya, PSV kembali mengalahkan Persib dengan skor 4-0 di Stadion Siliwangi.

Tepat pada 11 Juni 1987, PSV menjalani duel uji coba melawan Maung Bandung di Stadion Siliwangi. Sekitar 25.000 orang memadati stadion karena ingin menyaksikan aksi PSV yang kala itu sedang berjaya di Liga Belanda.

Seperti yang dikuti dari situs garistepilapanghijau, PSV diperkuat banyak pemain nasional Belanda yakni Rene Van Der Gijp, Ronald Koeman, Jurrie Koolhof, Michel Velke, Gerald Vanenburg. Ada juga bintang Denmark macam Frank Anersen dan Ivan Nielsen plus andalan Timnas Belgia, Erick Gerets. Tak ketinggalan Ruud Gullit pun ikut beraksi di lapangan.

PSV bukanlah tandingan Persib yang jadi juara Perserikatan tahun 1986. PSV tampil dengan tiga pemain kunci di ketiga lini, Erick Gerets di belakang, Ronald Koeman di tengah, dan Ruud Gullit di depan.

Unggul kualitas, Ruud Gullit dkk. tanpa ampun menggasak Persib Bandung dengan skor telak 6-0.

 

Pele

[Bintang] Bintang Legendaris Sepakbola Brazil, Negara Peserta Copa America
Pele

Di level klub, Pele tak pernah mencicipi kompetisi Eropa. Namanya besar bersama klub Brasil, Santos.

Saat membela Santos itulah, Pele menjajal rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Pele ikut bertanding dalam laga persahabatan Santos melawan timnas Indonesia, Rabu 21 Juni 1972.

Sayangnya, penampilan Pele di Jakarta jauh panggang dari api. Alih-alih memukau publik Jakarta dengan gocekannya, Pele justru membuat kecewa.

Majalah Tempo edisi 1 Juli 1972 menggambarkan. "Pele, Mutiara Hitam Brazil jang mendjadi pusat perhatian, malam itu tidak mengesankan sedikitpun kehadiran “dewa stadion” sebagai jang digelarkan orang Brazil pada dirinja,"

Aksi ala-kadarnya dari Pele membuat kecewa 75 ribu penonton yang hadir di Senayan saat itu. Menurut Tempo, aksi mayoritas para pemain Santos tidak sesuai dengan honor yang dibayarkan.

Masih menurut Tempo kala itu, Santos dibayar 45 ribu dollar Amerika Serikat -kurs saat itu Rp 420 per 1 dollar-

"Maka tidak heran kalau gaja permainan prof Santos dan insiden-insiden jang mentjukai waktu permainan jang berharga, menimbulkan kutukan-kutukan penonton," tulis Tempo.

 

Attilio Lombardo

Attilio Lombardo
(Dok. Tabloid Bola)

Pada 1994, saat menyambangi Indonesia, Sampdoria dihuni oleh nama-nama beken seperti Vladimir Jugović, David Platt, Roberto Mancini, Pietro Vierchowod, dan Siniša Mihajlović, serta pelatih kawakan, Sven-Goran Eriksson. Namun, ada satu yang membekas di hati para pecinta sepak bola Italia, dia adalah Attilio Lombardo.

Setelah wasit Widyanto Nugroho meniup peluit panjang tanda laga Liga Selection kontra Sampdoria berakhir dengan skor 3-2, penonton di Senayan tumpah ruah ke lapangan, mengejar pemain idola seperti Platt, Mihajlovic, Mancini, hingga Lombardo.

Lombardo yang tak menyangka fanatisme suporter Indonesia bakal demikian, lantas dicowel, ditarik sana-sini, dan kepala botaknya dielus-elus. Ia ketakutan, kaosnya pun dilepas dan berlari kecil ke arah lorong pemain.

Ternyata, pemujanya belum puas. Seorang penonton mendekati Lombardo mendekati dan meminta celana kolornya.

"Tu sei Matto?!" teriak Lombardo, yang artinya "Apa kau gila?!".

Nyaris semua pemain merasa jengkel sekaligus heran karena apa yang dilakukan suporter cenderung berlebihan dan luar. Rombongan pemain Sampdoria baru bisa keluar menuju bus sekira 1,5 jam kemudian. Derita mereka belum usai.

Ratusan suporter ternyata sudah menunggu di luar. Kali ini, Platt yang kena 'semprot'.

Dinukil dari tabloid Bola edisi Mei 1996, seorang penggemarnya tiba-tiba menyeruak di antara kerumunan dan meneriakkan "David Platt, I love you!" persis di hadapan Platt. Pria yang kini menjadi pelatih itu takut dan langsung lari masuk bus.

"Fantastis. Jumlah penonton 100 ribu, itu bukan main. Gambaran bahwa Indonesia merindukan adanya seorang pemain bintang dan idola," kata Sven-Goran Eriksson.

 

Luis Suarez

5 Bomber Ganas Liverpool di Pentas Premier League
(AFP/Glyn Kirk)

Timnas Indonesia menjajal Uruguay pada laga persahabatan, Oktober 2010. Ketika itu, magis Luis Suarez dan Edinson Cavani membuat Tim Garuda tak berkutik meladeni Uruguay.

Jumat, 8 Oktober 2010, pukul 20.00 Stadion Utama Gelora Bung Karno didominasi warna merah. Puluhan ribu suporter Timnas Indonesia hadir langsung ke stadion untuk memberi dukungan kepada Bambang Pamungkas dkk. Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono, turut menyaksikan duel Tim Garuda kontra Uruguay.

Pada pertandingan yang berakhir dengan skor 7-1 untuk kemenangan Uruguay itu, Luis Suarez mencetak tiga gol.

 

Robin van Persie

Robin van Persie
(Dok. Merdeka.com/AFP PHOTO/Bay ISMOYO)

Tim Nasional Belanda menyambangi Indonesia pada 2013 silam. Saat itu, dari 21 pemain yang masuk skuat Timnas Indonesia, tiga di antaranya merupakan pemain dari Indonesian Premier League (IPL), sisanya dari Indonesia Super League (ISL).

Wesley Sneijder, Siem De Jong, John Heitinga, Arjen Robben, Robin van Persie jadi sebagian nama yang diboyong ke Indonesia. Tak pelak, duel ini menyedot atensi besar dari penggemar sepak bola negeri ini karena belakangan Indonesia jarang kedatangan tamu spesial. Kendati faktanya di masa lalu, uji coba dengan negara-negara di Benua Biru bukanlah hal besar bagi Tim Garuda.

Stadion Utama Gelora Bung Karno menjadi saksi bagaimana Belanda memberikan hiburan sekaligus pelajaran bagi Indonesia. Skor 3-0 yang jadi keunggulan tim tamu bisa jadi tidak menggambarkan kekuatan mereka yang sebenarnya, karena harus diakui, kelas Robin van Persie dkk. di atas Ricardo Salampessy dkk.

Tiga gol Belanda di laga ini dicetak Siem de Jong menit ke-57 dan ke-68 serta Arjen Robben menit ke-89.

Disadur dari Bola.com (Gregah Nurikhsani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya